Emas Harap-harap Cemas Lagi

0
171

JAVAFX – Emas harap – harap cemas lagi pada awal pekan ini, seakan kembali muncul pertanyaan apakah di minggu ini emas bisa hinggap ke dalam level psikologisnya $1300 per troy ounce.

Polemik politik di AS dan Inggris serta jelang FOMC meeting membuat kondisi penguatan emas masih dipertanyakan kembali di akhir pekan lalu. Harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $8,10 atau 0,63% di level $1271,40 per troy ounce. Untuk perdagangan mingguan, komoditas emas mengalami penurunan sebesar 0,7%.

Untuk harga perak kontrak Juli di Comex melemah $0,19 atau 1,10% di level $17,22 per troy ounce. Untuk perdagangan mingguan, komoditi perak mengalami penurunan sebesar 1,7%.

Situasi politik AS menegang kembali dan kemungkinan besar agenda ekonomi AS atau Trumponomics akan terganggu kelancarannya kembali. Seperti kita ketahui bahwa Trumponomics ini sangat pro terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan investasi baru di AS, sehingga bila ini masih terganggu maka dukungan terhadap kenaikan suku bunga the Fed yang atraktif akan kembali dipertanyakan lebih jauh dan emas bisa mengalami penguatan lagi.

Namun polemik politik di Inggris sebetulnya memberikan peluang penguatan lebih lanjut terhadap dolar AS, dan ini memberikan isyarat yang menampakkan dirinya bahwa situasi safe haven emas lebih baik dihilangkan dalam hati investor.

Sedangkan pada perdagangan sebelumnya, pergerakan mata uang utama dunia cenderung mengarah kepada menguatkan dolar AS. EURUSD ditutup melemah di level 1,1192, GBPUSD ditutup melemah di level 1,2713, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7526 dan USDJPY ditutup melemah di level 110,30.

Greenback bergerak fluktuatif di minggu ini jelang FOMC meeting di Kamis dini hari dengan perkiraan 99% kenaikan suku bunga menjadi 1,25% kemungkinan besar akan terjadi. Dukungan kenaikan suku bunga the Fed ini sebetulnya kurang begitu kuat karena beberapa data ekonomi AS beberapa waktu lalu terlihat melemahkan keyakinan kenaikan suku bunga lebih jauh, namun kita akan menantikan di minggu ini data inflasi AS yang akan rilis di minggu ini, bisa mendukung lebih lanjut terhadap kenaikan suku bunga the Fed atau tidak. Sepertinya penguatan dolar AS juga terganggu polemik penyelidikan tudingan kecurangan pemilu AS dimana Jaksa Agung AS Jeff Session akan diperiksa Senat AS di Selasa ini.

Selain itu ancaman dilengserkannya PM Theresa May juga sedang menganggu pergerakan poundsterling pasca hilangnya mayoritas suara partai Konservatif di parlemen Inggris. Pemilu kedua yang diadakan akhir tahun ini atau awal tahun depan, membuat PM May harus mencari dukungan partai lain serta merangkul lawan-lawan politik agar proses Brexit berjalan lancar di minggu depan.

Keputusan ECB yang tidak merubah pandangan ekonominya, kemungkinan besar masih bisa memberi dukungan koreksi terhadap euro. Ini disebabkan beberapa data ekonomi Uni Eropa membaik, tetapi krisis gagal bayar surat hutang dari Yunani dan Italia membuat Mario Draghi tetap mempertahankan kebijakan yang sudah ada.

Yen menunggu pergerakan kebijakan moneter bank sentral Jepang di akhir pekan ini. Dan pergerakan yen dan dolar Australia masih dapat memanfaatkan polemik politik di AS dengan keyakinan safe haven, namun beberapa data ekonomi China yang akan rilis dapat membuat mata uang Asia Pasifik bergejolak lagi.

Sumber berita: reuters, marketwatch, investing.
Sumber gambar: news 24