Israel Keberatan dengan Perjanjian Nuklir Iran

0
78

Pemerintahan baru Israel pada Minggu (27/6) berjanji untuk bekerja sama lebih erat dengan Amerika Serikat (AS), kendati Israel menyatakan “keberatan serius” mengenai upaya Washington untuk bergabung lagi dengan perjanjian internasional yang bertujuan membatasi program nuklir Iran.

Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu di Roma dalam pertemuan tatap muka pertama mereka sejak sebuah pemerintahan koalisi baru berkuasa di negara Yahudi itu, mengakhiri 12 tahun kekuasaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Menjelang pertemuan itu, Lapid mengakui bahwa “dalam beberapa tahun belakangan, ada terdapat kesalahan” dalam hubungan antara kedua negara itu.

Ketika itu, Netanyahu mendekatkan diri dengan mantan Presiden AS Donald Trump dan para anggota Partai Republik di Kongres AS, terkadang dengan mengesampingkan hubungan dekat dengan para pejabat Demokrat.

“Sikap bipartisan Israel merugikan,” kata Lapid.

“Kami akan memperbaiki kesalahan itu bersama-sama.” Lapid tidak menguraikan apa saja keberatan Israel terhadap rencana AS untuk bergabung lagi dalam perjanjian nuklir Iran 2015, mengatakan AS kurang keras terhadap Teheran.

Mantan Presiden AS Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian itu pada 2018 dan memberlakukan lagi sanksi-sanksi terhadap Iran.

“Israel memiliki beberapa keberatan serius mengenai perjanjian nuklir Iran yang sedang disusun di Wina,” kata Lapid.

Dia menambahkan akan menyampaikan keberatan negaranya kepada AS secara tertutup.

“Kita punya tujuan yang sama,” kata Blinken.

“Terkadang taktik kita berbeda, dan kita sangat jelas dan terang-terangan satu sama lain dan itu yang seharusnya dilakukan.” Blinken dan Lapid juga membahas perjanjian normalisasi Israel dengan negara-negara di Teluk Arab, serta perlunya bantuan kemanusiaan untuk Gaza, hampir dua minggu setelah pertempuran antara Israel dan militan Hamas pada Mei.