Presiden AS Joe Biden merayakan “Pride Month” di Gedung Putih, Jumat (25/6) sebuah cerminan perkembangan komunitas LGBTQ di tingkat tertinggi pemerintahan.
“Pride Month mewakili begitu banyak,” kata Biden.
“Itu berarti keberanian.
Keberanian semua orang pada generasi sekarang dan sebelumnya, yang dengan bangga menjalani kebenaran hidup mereka.
Berdiri untuk keadilan, baik langkah yang telah diambil maupun langkah yang perlu kita ambil.
Yang terpenting, Pride Month merupakan wujud cinta kasih.” Menteri Transportasi Pete Buttigieg, gay pertama yang secara terbuka dikonfirmasi masuk dalam kabinet, bersama presiden dan ibu negara di East Room Gedung Putih yang juga memberikan sambutan.
Lorong Gedung Putih dinyalakan dengan warna bendera pelangi, simbol gerakan LGBTQ.
Biden menyampaikan ia melewati lorong itu setiap hari ketika pulang ke kediamannya dan ke kantor di Oval Office.
Juga pada hari yang sama, Biden menunjuk Jessica Stern sebagai utusan diplomatik khusus di Departemen Luar Negeri untuk hak-hak LGBTQ.
Tugas dan tanggung jawabnya untuk memastikan diplomasi dan program bantuan AS mempromosikan dan melindungi hak-hak LGBTQ di seluruh dunia.
Biden di Gedung Putih berkata, “Menjadikan kesetaraan merupakan inti dari diplomasi kami,” sekaligus menambahkan, “Kami percaya hak LGBTQ adalah hak asasi manusia.” Presiden AS itu mencatat bendera pride itu berkibar bulan Juni tahun ini di lebih dari 130 kedutaan besar AS di seluruh dunia.
Namun Presiden Biden menyampaikan, sementara begitu banyak kemajuan telah dicapai, pekerjaan masih jauh dari selesai.
Biden juga menandatangani undang-undang pada hari Jumat, sebuah tindakan yang menetapkan Klub Malam Pulse di Orlando, Florida, sebagai peringatan nasional.
Penembakan massal di klub malam gay pada Juni 2016 menyebabkan 49 orang tewas dan 53 terluka dalam serangan paling mematikan terhadap komunitas LGBTQ dalam sejarah AS.