JAVAFX – Berita komoditas di hari Senin(15/1/2018), harga minyak bergerak beragam pada perdagangan sore hari ini dimana ada unsur aksi ambil untungnya setelah bergerak menguat di akhir pekan lalu dengan pemicu bahwa produksi minyak Venezuela sudah semakin pulih serta Iran yang tidak jadi di beri sanksi lagi dan produksi minyak AS yang akan naik.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,03 atau 0,05% di level $64,33 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,13 atau 0,19% di harga $69,74 per barel.
Akhir pekan lalu, Baker Hughes melaporkan bahwa hingga 12 Januari, sebanyak 10 kilang minyak AS kembali di aktifkan sehingga total kilang minyak yang aktif menjadi 752 rig, kenaikan terbesar sejak Juni 2017. Analis ANZ menyatakan bahwa lonjakan harga minyak membuat produsen minyak serpih AS langsung bereaksi dengan mengaktifkan rignya dan memperbesar produksinya.
Gambaran serupa juga terjadi di Kanada, dukungan harga yang positif sejak awal Desember tahun lalu, membuat produsen minyak Kanada melipatgandakan jumlah pengeboran rignya sehingga menjadi 185 rig yang aktif, angka tertinggi sejak 10 bulan lalu.
Faktor sanksi Iran tidak jadi dijatuhkan oleh AS sehingga Iran masih boleh melakukan ekspornya. Iran yang merupakan anggota OPEC tetap melakukan ekspornya dengan ada pembatasan kuota produksi sesuai dengan komitmen pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph. Dari Venezuela dilaporkan juga bahwa produksi minyaknya sudah herangsur-angsur pulih dengan produksi 1,9 juta bph atau masih 95% dari total kapasitas normal negara ekporter minyak anggota OPEC tersebut.
Sebelumnya harga minyak masih di level 3 tahun tertingginya setelah Energy Information Administration dalam laporan mingguannya menyatakan bahwa persediaan minyak mentah pemerintah AS di pekan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 4,9 juta barel. Dan juga menyatakan bahwa produksi minyak AS di pekan sebelumnya mengalami penurunan 290 ribu bph menjadi total produksi 9,49 juta bph. Kapasitas penggunaan penyulingan juga mengalami penurunan 1,4% menjadi total kapasitas terpasang 95,3%.
Dapat dipahami bahwa secara umum produksi minyak eksplorasi maupun produksi penyulingannya mengalami penurunan dan permintaan juga tidak terlalu besar karena kondisi cuaca dingin yang ekstrem. Sebelumnya, EIA dalam laporan bulanannya telah menaikkan perkiraan harga minyak WTI untuk tahun ini menjadi $55,33 per barel dan minyak Brent menjadi $59,74 per barel.
Pekan lalu, OPEC juga dilaporkan bahwa tingkat kepatuhan pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph naik dari 125% di November menjadi 128% di Desember lalu. Sejauh ini bahwa penguatan harga minyak juga didukung oleh melemahnya dolar AS sehingga harga minyak terlihat lebih murah tidak seperti ketika dolar AS menguat.
Presiden OPEC yang sekaligus Menteri Minyak Uni Emirat Arab, Suhail al-Mazrouei menyatakan bahwa 2018 ini kondisi antara penawaran dengan permintaan minyak dunia akan mencapai keseimbangannya berkat komitmen pembatasan pasokan minyak dari OPEC dan 11 negara non-OPEC hingga akhir tahun ini.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters