JAVAFX – Pasca pemilu Inggris yang menghasilkan pemimpin baru, membuat dolar AS sangat bersemangat untuk menekuk pergerakan emas yang telah melakukan rally-nya dan ingin melewati level psikologis $1300 pert troy ounce.
Pada perdagangan sebelumnya, pergerakan mata uang utama dunia cenderung mengarah kepada menguatkan dolar AS. EURUSD ditutup melemah di level 1,1212, GBPUSD ditutup melemah di level 1,2763, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7530 dan USDJPY ditutup melemah di level 109,84.
Sekitar 95% persentase kenaikan suku bunga the Fed akan terjadi di bulan ini, tetapi dukungan lebih besar setelah data-data ekonomi AS sepertinya membuat investor harus mempertanyakan keteguhan hati the Fed apakah mampu meningkatkan suku bunganya hingga 2 kali lagi di tahun ini.
Dukungan terhadap penguatandolar AS akan datang setelah Mario Draghi dari ECB menyatakan bahwa suku bunga euro kemungkinan besar tidak turun lagi, namun mereka masih mengkuatirkan inflasi yang rendah meski pertumbuhan ekonomi euro makin membaik.
Selain itu kisruh politik AS sudah berakhir setelah James Comey menyatakan tidak ada indikasi perbuatan curang yang dilakukan Trump kala pemiku lalu. Penguatan dolar AS juga akan nampak setelah situasi tenaga kerja AS kelihatan masih ketat pasca turunnya klaim pengangguran minggu lalu sebesar 10 ribu orang.
Yen sendiri masih kuatir dengan persoalan pertumbuhan ekonomi Jepang yang memang terlihat masih membaik namun bila yen terlalu menguat maka otomatis yen menguat juga dan ini menyebabkan pertumbuhan ekspor Jepang akan terluka.
Sejauh ini dolar Australia masih positif, meski ekspor Australia mengalami penurunan yang signifikan, sehingga hari ini dolar Aussie sangat menantikan data inflasi China dengan berharap banyak agar membaik sehingga ada kesempatan ekspor Australia juga akan membaik dan akhirnya dolar Australia bisa terangkat kembali.
Hilangnya kursi mayoritas Tory atau partai Konservatif di parlemen serta kalahnya PM May oleh Jeremy Corbyn, membuat poundsterling makin tertatih-tatih jalannya, mengingat jalan yang diharapkan mulus untuk perundingan Brexit yang akan dimulai minggu depan, kemungkinan besar akan nampak jalan yang berkelok-kelok karena Inggris menerapkan sistem parlemen ‘tergantung’ alias harus ada semacam koalisi yang tentunya mempersulit keluarnya sebuah keputusan politik di Inggris.
Dengan kalahnya PM May ini, kondisi penguatan emas masih dipertanyakan kembali. Harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $12,90 atau 1,00% di level $1280,30 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Juli di Comex melemah $0,19 atau 1,11% di level $17,43 per troy ounce.
Situasi politik AS sudah tenang lagi dan kemungkinan besar agenda ekonomi AS atau Trumponomics akan berjalan kembali. Seperti kita ketahui bahwa Trumponomics ini sangat pro terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan investasi baru di AS, sehingga bila ini masih berlanjut maka dukungan terhadap kenaikan suku bunga the Fed yang atraktif akan muncul dan emas bisa mengalami tekanan yang cukup dalam.
Persoalan di Inggris seakan memberikan peluang penguatan lebih lanjut terhadap dolar AS, dan ini memberikan isyarat yang menampakkan dirinya bahwa situasi safe haven emas lebih baik dihilangkan dalam hati investor.
Sumber berita: reuters, marketwatch, bloomberg
Sumber gambar: IbTimes