OPEC dan sekutunya mempercepat pertemuan pada Selasa hari ini guna membahas kebijakan produksi di tengah optimisme permintaan energi meskip kekhawatiran terhadap lonjakan virus korona baru di India, Brasil, dan Jepang masih muncul.
OPEC +, yang dipimpin oleh Rusia, akan mengadakan pertemuan komite pemantau bersama (JMMC) pada 27 April, lebih awal padahal pertemuan tersebut sebelumnya dijadwalkan pada 28 April..
Pada Senin kemarin, OPEC+ mempertahankan pandangannya pada proyeksi pertumbuhan untuk permintaan minyak global untuk tahun ini tidak berubah. OPEC+ memproyeksikan kenaikan 6 juta barel per hari (bph) untuk 2021 menyusul penurunan terbesar yang pernah terjadi sebesar 9,5 juta bph karena pandemi.
OPEC+ masih menunjukkan nada kekhawatiran terhadap pemuliham permintaan minyak dunia, sekalipun ada lebih dari satu miliar dosis vaksin COVID-19 yang telah diberikan secara global. Lonjakan terbaru atas kasus covid terbaru di India, Brasil, dan Jepang kemungkinan akan menggagalkan pemulihan permintaan minyak itu sendiri..
Sejauh ini, harga minyak rebound setelah pada sesi sebelumnya jatuh. Namun, kenaikan minyak mentah terhambat oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar di India, sebagai importir minyak mentah terbesar ketiga di dunia.
India, mencatat rekor kasus COVID-19 dunia setiap hari. Pemerintah India bahkan sampai memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk membantu mengatasi lonjakan infeksi baru yang terus memenuhi rumah sakit di sana.
OPEC+ juga memperkirakan persediaan minyak komersial akan mencapai 2,95 miliar barel pada Juli, membuat angka persediaan minyak mentah berada di bawah rata-rata 2015-2019. Bahkan mereka memperkirakan persediaan minyak mentah tetap di bawah rata-rata tersebut hingga akhir tahun.
OPEC+ memperkirakan persediaan minyak mentah sekitar 70 juta barel di bawah rata-rata untuk 2021 secara keseluruhan. Satu proyeksi yang justru lebih optimis dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang hanya sebesar 20 juta di bawah rata-rata.