JAVAFX – Berita komoditas di hari Selasa(2/1/2018, harga emas kembali ke level $1300 lagi pada perdagangan akhir pekan lalu seakan menginspirasi kepada investor bahwa harga emas memang harus kembali di atas level psikologisnya di $1300 per troy ounce dengan makin tidak kondusifnya situasi di Korea serta situasi AS yang membuat investor lebih baik mengamankan investasinya dengan membeli emas.
Meski suku bunga the Fed dinaikkan pertengahan bulan lalu, namun tidak serta merta membuat emas mengalami sisi pelemahannga, malahan justru terus berusaha meraih sisi positifnya dalam beberapa pekan perdagangan ini dimana penguatan emas sepanjang tahun sudah mencapai 13,4% meskipun ada 3 kali kenaikan suku bunga the Fed.
Keputusan dari parlemen AS di akhir tahun lalu dimana RUU pajak sudah sebagai UU pajak yang baru, membuat investor masih terus mengoleksi emasnya karena mereka melihat bahwa investasi berbasis dolar AS makin mempunyai resiko yang besar dengan adanya pemotongan pajak tersebut.
Hal inilah yang sedikit banyak membuat harga emas kontrak Februari di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $8,00 atau 0,61% di level $1305,30 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Maret di Comex ditutup menguat $0,10 atau 0,37% di level $16,92 per troy ounce. Sepanjang tahun lalu, harga perak naik mendekati 6% karena masih bagusnya pertumbuhan industri di China.
Situasi pembahasan reformasi pajak AS di akhir tahun lalu membuat sadar investor bahwa revisi pajak tersebut merupakan kegiatan yang tidak sepatutnya dilakukan ketika kondisi ekonomi AS sedang membaik. Hal ini banyak dipertanyakan investor dimana sisi defisit anggaran akan melebar $1,5 trilyun per tahunnya di kala ekonomi sedang membaik dan hal ini tentu membebani postur belanja dari Trump. Maka biaya hutang pemerintah makin berat dan ini tidak bagus bagi kemampuan kinerja ekonominya.
Di pekan lalu, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sanksi baru kepada Korea Utara akibat dari masih membandelnya Pyongyang ini yang terus mengembangkan senjata nuklirnya. PBB melarang 90% ekspor minyak dunia ke Korea Utara disertai dengan pelarangan pengiriman uang yang berasal luar negeri ke dalam negeri tersebut. Pihak Korea Utara rupanya kesal dengan upaya AS dan sekutunya yang terus menekan Pyongyang dan usaha tersebut sebagai usaha menjatuhkan harga diri dan martabat serta kedaulatan negara.
Sentimen pengaman investasi berlanjut dengan upaya konfrontatif Trump yang ingin menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel sehingga investor seakan menghukumnya dengan upaya mengalihkan investasinya ke non-dolar AS termasuk keluar dari pasar ekuitas AS atau pasar sahamnya.
Untuk perdagangan di bursa saham Wall Street akhir pekan lalu sekaligus akhir tahun juga mengalami pelemahannya dimana bursa DowJones ditutup turun 0,48%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami pelemahannya sebesar 0,5% di level 92,181. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas adalah data caixin pabrikan China dan data pabrikan Eropa dan AS. Pasar Jepang libur.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, BBC
Sumber gambar: Wall Street Journal