Kementerian Luar Negeri China hari Kamis (25/2) membantah pihaknya mensyaratkan diplomat AS untuk menyerahkan hasil tes COVID-19 dengan metode swab anal, sehingga mementahkan laporan media bahwa beberapa personel mengeluhkan hal itu.
The Washington Post melaporkan pekan lalu bahwa pejabat Departemen Luar Negeri AS sedang menyelidiki keluhan tersebut.
Laporan The Post menyebut juru bicara Deplu AS mengatakan kepada wartawan bahwa departemen itu sedang “mengevaluasi semua opsi yang masuk akal” untuk menyelesaikan masalah dengan tujuan menjaga “martabat” pejabat AS “sesuai Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik.” Beberapa dokter China mengatakan tes swab anal lebih akurat dan efektif dibandingkan tes swab melalui rongga hidung, meskipun tidak nyaman.
Akan tetapi dalam jumpa pers di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan kepada wartawan bahwa, “Setelah verifikasi dengan kolega saya, China tidak pernah meminta diplomat AS di China untuk menjalani tes swab anal.” Media Amerika Vice pada hari Rabu (24/2) mengutip seorang pejabat Departemen Luar Negeri yang menyebut bahwa tes itu sebuah kesalahan, dan bahwa China akan menghentikan tes tersebut terhadap diplomat AS.