Biden Bahas Upaya Pemulihan Ekonomi dengan Pemimpin Bisnis

0
79

Presiden Joe Biden, Selasa (9/2), bertemu dengan beberapa pemimpin bisnis di Gedung Putih untuk membahas “kebutuhan penting bagi Rencana Penyelamatan Amerika guna menyelamatkan ekonomi.” Wakil Presiden Kamala Harris dan Menteri Keuangan Janet Yellen juga ikut serta dalam pertemuan di Oval Office itu.

“Saya mengundang beberapa pemimpin bisnis terkemuka di Amerika untuk datang dan bicara tentang kondisi perekonomian, paket pemulihan, dan kami juga secara bertahap akan bicara tentang infrastruktur dan upah minimum,” kata Biden.

Biden mengajukan rencana bantuan penanganan virus corona senilai $1,9 triliun sebagai tanggapan langsung terhadap pandemi itu, tetapi menghadapi tantangan supaya dapat diloloskan di Kongres.

Di DPR maupun Senat, jumlah kursi Faksi Demokrat hanya unggul tipis dari Faksi Republik.

Tentangan faksi Republik terhadap rencana itu mungkin solid, sehingga faksi Demokrat harus menyeimbangkan sikap moderat partai itu.

Demokrat khawatir paket tersebut terlalu jauh, sementara kelompok progresif berupaya mendorong Biden sejauh mungkin ke kiri.

Dalam potensi pertarungan internal partai, faksi Demokrat berupaya mengusulkan untuk membatasi pembayaran bantuan penuh senilai $1.400 bagi individu yang berpendapatan $75 ribu atau kurang per tahun, dan menghentikannya secara bertahap ketika mencapai $100 ribu.

Pasangan yang berpenghasilan $150 ribu per tahun atau kurang akan mendapatkan pembayaran $2.800, yang akan berkurang secara bertahap dan hilang sepenuhnya bagi mereka yang berpendapatan $200 ribu per tahun.

Tingkat pendapatan yang membuat orang berhak mendapatkan pembayaran langsung ini telah menimbulkan perselisihan di dalam faksi Demokrat sendiri, di mana kelompok moderat menilai bantuan itu seharusnya menarget orang-orang yang paling membutuhkan.

Biden mengatakan ia tidak akan memperbolehkan pembayaran setiap individu itu di bawah $1.400, tetapi mengisyaratkan fleksibilitas tentang pagu pendapatan.

Pandemi virus corona telah menewaskan lebih dari 460 ribu warga Amerika, sementara 10 juta orang kehilangan lapangan pekerjaan sejak krisis itu terjadi tahun lalu.