Panel FDA Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech

0
53

Setelah pembahasan selama sembilan jam, panel khusus Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (AS) (Food and Drugs Administration/FDA), Kamis (10/12), menyetujui penggunaan darurat vaksin virus corona yang dikembangkan oleh raksasa farmasi Pfizer dan BioNTech Jerman.

Keputusan itu diambil ketika AS terus mengonfirmasi jumlah rekor kasus virus korona.

Menurut data Universitas Johns Hopkins, hingga Kamis (10/12), malam, AS telah mencatat 15,5 juta kasus dan lebih dari 291.000 kematian.

Dari 22 anggota panel khusus FDA, 17 menyatakan setuju, empat mengatakan tidak setuju dan satu abstain untuk pertanyaan: “Berdasarkan totalitas bukti ilmiah yang tersedia, apakah manfaat vaksin Covid-19 Pfizer / BioNTech lebih besar daripada risikonya untuk digunakan pada individu berusia 16 tahun ke atas? ” Dengan rekomendasi izin penggunaan darurat oleh Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologis Terkait itu, FDA kemungkinan akan memberikan persetujuan akhir paling cepat pada Jumat (11/12) atau Sabtu (12/12).

Pemerintah AS akan segera mengirimkan 6,4 juta dosis vaksin ke seluruh negeri, dengan prioritas utama pada pekerja perawatan kesehatan garis depan.

Militer AS juga akan memprioritaskan pekerja perawatan kesehatannya untuk alokasi awal vaksin Pfizer / BioNTech, yang jumlahnya hanya kurang dari 44 ribu dosis.

Seorang juru bicara Pentagon, Rabu (9/12), mengatakan kepada wartawan militer akan memulai suntikan “dalam satu atau dua hari” setelah FDA menyetujui otorisasi penggunaan darurat.

Vaksinasi awalnya akan bersifat sukarela tetapi bisa wajib setelah vaksin mendapat izin penuh.

Pertemuan pada Kamis (9/12) diadakan sehari setelah Amerika mencatat lebih dari 3.000 kematian Covid-19 dalam satu hari, untuk pertama kalinya selama pandemi yang sudah berlangsung hampir setahun.

Vaksin Pfizer / BioNTech unggul dalam upaya global untuk mengembangkan vaksin melawan virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Inggris menjadi negara Barat pertama yang memulai penyuntikan massal obat itu pada Selasa (8/12), hanya beberapa hari setelah badan pengatur medis pemerintah menyetujui obat tersebut.