Amerika Serikat mencatat Rabu (25/11) sebagai hari dengan jumlah kematian terbanyak akibat virus corona sejak bulan Mei, serta menambah hampir 200 ribu kasus dalam gelombang kasus baru wabah virus tersebut.
Sejauh ini, angka-angka tersebut merupakan catatan terburuk di AS sepanjang pandemi.
Lebih dari 89 ribu orang dirawat inap per hari Rabu (25/11).
Ini juga angka rekor terbanyak baru yang muncul di tengah-tengah kekhawatiran bahwa liburan Hari Bersyukur atau Thanksgiving di AS pada Kamis (26/11) akan menyebabkan lebih banyak lagi penularan karena orang-orang bepergian untuk berkumpul bersama kerabat dan sahabat.
Para pejabat di banyak negara bagian telah memberlakukan pembatasan-pembatasan untuk memperlambat penyebaran virus.
Namun, Mahkamah Agung AS mengeluarkan perintah sementara yang menghalangi negara bagian New York memberlakukan batas jumlah hadirin di rumah-rumah ibadah di daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus infeksi.
Dengan suara 5 mendukung berbanding 4 menolak, mahkamah memihak Diosis Katolik Brooklyn dan dua kongregasi Yahudi Ortodoks yang menentang sistem yang diberlakukan Gubernur Andrew Cuomo.
Opini mayoritas menunjuk pada pembatasan 10 atau 25 orang di rumah-rumah ibadah, sementara di bawah penetapan yang sama, toko-toko kelontong dan bisnis esensial lainnya dapat beroperasi tanpa restriksi kapasitas.
Ketua Mahkamah Agung John Roberts, satu-satunya hakim konservatif yang tidak bergabung dengan mayoritas, mengatakan dalam pendapatnya yang berbeda bahwa “mengesampingkan keputusan yang dibuat para pejabat kesehatan masyarakat terkait dengan apa yang diperlukan bagi keselamatan masyarakat di tengah-tengah pandemi yang mematikan ini adalah masalah yang signifikan.” Korea Selatan, salah satu pusat perebakan wabah pada awal pandemi juga tengah mengalami lonjakan baru kasus, dengan melaporkan infeksi harian lebih dari 500 kasus untuk pertama kali sejak awal Maret.
Lonjakan kasus baru ini terjadi satu bulan setelah pemerintah memutuskan untuk melonggarkan peraturan social distancing di Seoul dan daerah-daerah sekitarnya.
Langkah-langkah ini diberlakukan semasa lonjakan sebelumnya pada bulan Agustus, dan pekan ini pemerintah memutuskan untuk memberlakukannya kembali.
Rusia pada hari Kamis (26/11) melaporkan rekor kenaikan dalam satu, 25.487 kasus COVID-19, membuat totalnya mendekati 2,2 juta kasus.
Catatan 524 kematian dalam periode 24 jam juga merupakan rekor bagi Rusia.
Di Jerman, hampir 400 kematian baru membuat totalnya melebihi 15.000 sejak pandemi merebak.
Pemerintah Jerman memutuskan pada awal November untuk menutup restoran-restoran, bar, fasilitas-fasilitas olahraga untuk mengatasi rekor lonjakan infeksi.
Kanselir Angela Merkel dan para gubernur negara-negara bagian di Jerman sepakat pada Rabu malam (25/11) untuk memperpanjang restriksi hingga 20 Desember.
Ada lebih dari 60,4 juta kasus dilaporkan di seluruh dunia, dengan 1,4 juta kematian.
AS adalah negara yang paling terpukul, disusul oleh Brasil dengan 170 ribu kematian, India 135 ribu dan Meksiko dengan 103 ribu kematian.