FBI: Insiden Kejahatan Kebencian Naik 2,7% pada 2019

0
56

Insiden kejahatan berbasis kebencian di Amerika meningkat 2,7% tahun lalu, naik ke level tertinggi dalam lebih dari 10 tahun, kata FBI dalam laporan baru.

Terdapat 7.314 insiden kejahatan berdasar kebencian tahun lalu, naik dari 7.120 pada 2018 – jumlah tertinggi sejak 2008, menurut laporan yang dirilis pada hari Senin (16/11).

Meskipun ada sedikit penurunan pada tahun 2018, kejahatan berdasar kebencian melonjak hampir 21% dalam tiga tahun pertama pemerintahan Presiden Donald Trump, periode yang ditandai dengan munculnya gerakan sayap kanan yang semakin keras.

Walaupun Trump mengecam supremasi kulit putih, Pusat Kajian Kebencian dan Ekstremisme mencatat bahwa kejahatan berdasar kebencian naik terhadap kelompok-kelompok yang difitnah presiden.

Kejahatan kebencian terhadap Hispanik atau orang-orang asal Amerika Latin, misalnya, naik 53% dalam tiga tahun pertama Trump menjabat ke level tertinggi dalam 10 tahun, data FBI menunjukkan.

FBI mendefinisi kejahatan kebencian sebagai tindak kriminal yang dimotivasi oleh ras, etnis, keturunan, agama, orientasi seksual, kecacatan, gender, dan identitas gender.

Laporan kejahatan kebencian tahunan didasarkan pada laporan badan-badan penegak hukum.

Akibatnya, jumlah kejahatan dalam catatan FBI selalu lebih rendah, kata aktivis hak-hak sipil.

Meskipun sebagian besar kejahatan kebencian tidak berupa tindak kekerasan, laporan FBI terbaru menunjukkan peningkatan tindak kekerasan seperti penyerangan dan pembunuhan.

Pembunuhan bermotif kebencian naik lebih dari dua kali lipat ke rekor 51.

Kenaikan itu didorong oleh serangan yang dilakukan supremasi kulit putih, termasuk pembantaian pada Agustus 2019 di pasar swalayan El Paso yang menewaskan 23 orang.