Harga Minyak Masih ke Selatan

0
2956

JAVAFX – Berita komoditas di hari Selasa(14/11/2017), harga minyak masih ke Selatan alias tertahan kenaikannya pada perdagangan sore ini sebagai bentuk kekhawatiran terhadap naiknya produksi minyak AS yang akan mengurangi keinginan OPEC untuk memangkas produksi minyaknya.

Sekjen OPEC Mohammad Barkindo di Abu Dhabi kemarin malam menyatakan bahwa meskipun pasokan minyak AS makin membesar, namun produksi minyak OPEC yang makin mengecil serta permintaan minyak dunia yang meningkat khususnya dari Asia dan Eropa, niscaya dirinya percaya bahwa pasokan minyak dunia akan segera menempati porsi yang seimbang antara permintaan dengan penawarannya.

OPEC juga menaikkan perkiraan permintaan minyaknya bahwa dunia membutuhkan pasokan minyak OPEC sebesar 33,42 juta bph di tahun depan, dimana ini merupakan kenaikan permintaan minyak mentah OPEC sebesar 260 ribu bph sebelumnya dan menandai kenaikan bulanan ke empat secara berturut-turut sejak prospek bulan Juli lalu.

Selain itu pasar masih menanggapi positif dari keinginan OPEC untuk mengurangi pasokan minyak dunia dengan ditengarai sebuah laporan bahwa produksi minyak OPEC minggu lalu mengalami penurunan lagi sebesar 90 ribu bph menjadi 32,57 juta bph. Rasa optimis bahwa harga minyak masih bisa naik mengingat di agenda pertemuan evaluasi komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph di 30 November, dapat dipastikan akan membahas perpanjangan waktu komitmen tersebut hingga akhir 2018, demikian ungkap Sekjen OPEC Mohammad Barkindo.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,17 atau 0,30% di level $56,59 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,22 atau 0,35% di harga $62,94 per barel.

Namun disparitas harga minyak dengan minyak WTI yang terus melebar lebih dari $6 perbarel, disinyalir menjadi penyebab tingginya produksi minyak serpih AS yang berbasis WTI tersebut, karena harga yang relatif lebih murah dan amannya pasokan WTI membuat minyak ini sedang diburu konsumen di Eropa dan Asia.

Seperti kita ketahui bahwa sejak pertengahan tahun lalu, produksi minyak serpih telah naik 14% menjadi 9,62 juta bph dan diperkirakan bisa lebih dari 10 juta bph di 2 tahun mendatang. Dan Fitch Rating sendiri masih mempertahankan rata-rata harga minhak Brent di level $54,4 perbarel, karena melihat bahwa kenaikan ynag terjadi sekarang ini segera akan mereda.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Daily News