Upaya PBoC Meredam Penguatan Yuan Sempat Lemahkan AUDUSD

0
162

Australia adalah negara yang sangat bergantung perekonomiannya terhadap Cina. Kondisi ekonomi Cina akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian Australia karena Cina adalah pembeli terbesar biji besi, baja, wool dan minuman anggur dari Australia. Cina juga merupakan salah satu pembeli batu bara dan barang tambang lainnya dari Australia. Karena itu, jika perekonomian Cina melemah maka akan berpengaruh terhadap berkurangnya permintaan barang ekspor Australia ke Cina dan otomatis akan melemahkan ekonomi Australia juga. Hal ini dapat pula melemahkan Dolar Australia.

Saat ini, kebijakan bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) yang berupaya meredam penguatan yuan juga menyeret mata uang Negeri Kanguru. PBoC pada Sabtu lalu mengumumkan pelonggaran kebijakan dalam mengambil posisi jual (short) yuan China yang mulai berlaku hari ini. Hal itu dilakukan setelah kurs yuan menguat 6,6% melawan dolar AS sejak bulan Mei. PBoC memangkas forex risk reserve ratio untuk kontrak forward menjadi 0% dari sebelumnya 20%. Perbankan yang akan mengambil posisi short kini tidak perlu “jaminan” untuk mengambil posisi short kontrak forward yuan. Sebelumnya, perbankan di China perlu memberikan “jaminan” sebesar 20% dari total nilai transaksi.

Upaya PBoC ini akan membuat nilai barang ekspor Australia menjadi mahal dan akan mengurangi permintaan Cina atas barang ekspor Australia. Hal ini sempat membuat AUDUSD melemah hari ini dari level 0.7233 ke level 0.7211. Namun, masih kuatnya pengaruh kabar mengenai optimisme kelanjutan perundingan stimulus Covid-19 antara pemerintah AS dan DPR AS telah membuat Dolar AS melemah terhadap berbagai mata uang termasuk terhadap Dolar Australia. AUDUSD di prediksi masih akan naik menuju level 0.7240 hingga R1 di level 0.7264.