Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Kamis (3/9), berusaha untuk mengklarifikasi komentar yang disampaikannya sehari sebelumnya di mana ia mendesak para pendukungnya untuk memberikan suara dua kali untuk memastikan suara mereka dihitung.
Komentar itu telah menyebabkan kebingungan atas pesan yang dimaksud oleh Trump dan menyebabkan Facebook memberi label klaimnya sebagai menyesatkan.
Dalam cuitan pada Kamis (3/9), Presiden menegaskan untuk mengirim surat suara lewat pos dan kemudian pergi ke tempat pemungutan suara untuk memeriksa apakah surat suara sudah tiba.
Jika belum, agar memilih secara langsung yang akan berfungsi sebagai pemeriksaan terhadap sistem pemungutan suara yang berkali-kali diramalkannya, tanpa disertai bukti, akan mengakibatkan korupsi, kesalahan penghitungan, dan penundaan yang tidak bisa diterima.
“Pada Hari Pemilu, atau Pemungutan Suara Awal, pergilah ke Tempat Pemungutan Suara Anda untuk melihat apakah Surat Suara Anda telah Ditabulasikan (Dihitung) atau tidak.
Jika sudah, Anda tidak bisa Memilih & Sistem melalui surat berjalan baik.
Kalau belum dihitung, berikan suara (yang merupakan hak warga negara ), kata Trump di akun Twitter pribadinya.
Dalam komentar di North Carolina pada Rabu (2/9), di landasan bandara di Wilmington, North Carolina, di mana dia disambut oleh pendukung yang diundang, Trump menyarankan mereka yang memberikan suara melalui surat juga harus pergi dan memilih secara langsung.
Facebook telah mengumumkan rencananya untuk menindaklanjuti video yang diunggah dari komentar asli Trump.
Video ini melanggar kebijakan kami yang melarang penipuan pemilih dan kami akan menghapusnya kecuali jika dibagikan untuk memperbaikinya, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Presiden tidak menganjurkan pemungutan suara yang melanggar hukum, kata Juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany berulang kali ketika Kamis didesak apakah ia akan mengakui memberikan suara dua kali dalam pemilihan yang sama di AS adalah ilegal.