JAVAFX – Pada hari Jumat (14/8) Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa ditengah melonjaknya penyebaran virus corona yang terjadi, Indonesia harus menggunakan momentum tersebut untuk menghidupkan kembali ekonomi terbesar di Asia Tenggara tersebut, termasuk meningkatkan ketahanan pangan dan energi serta mengolah lebih banyak sumber daya alam di dalam negeri.
Presiden RI Joko Widodo membuat pernyataan itu dalam pidato kenegaraan tahunannya di depan parlemen. Karena tindakan pencegahan virus corona, kurang dari setengah anggota parlemen hadir untuk pidatonya, sedangkan sisanya menonton secara online.
Menyamakan situasi ekonomi saat ini dengan “komputer crash” yang menyebabkan stagnasi, katanya Indonesia bersama dengan negara lain, maka Indonesia harus “shutdown, restart dan reboot”.
“Kita tidak boleh membiarkan krisis membawa dalam kemunduran pada ekonomi Indonesia. Malah kita harus memanfaatkan krisis sebagai momentum untuk melakukan lompatan besar,” kata Widodo yang berbaju adat dari masyarakat Sabu di bagian timur nusantara.
Pemerintah memperkirakan ekonomi akan mencatat pertumbuhan yang hampir datar tahun ini karena pandemi, yang telah menginfeksi lebih dari 132.000 orang dan menyebabkan hampir 6.000 kematian, angka kematian tertinggi di Asia Tenggara. Tahun lalu, ekonomi tumbuh 5%.
Jokowi mengatakan percepatan reformasi sektor kesehatan adalah prioritas utama, seiring dengan penguatan rantai pasokan makanan, termasuk dengan rencana pembangunan food estate di pulau Kalimantan.
Di bawah reformasi energi, Jokowi menyoroti rencana untuk memangkas impor minyak yang mahal dengan menggunakan bahan bakar yang terbuat dari minyak sawit. Pertamina di Indonesia memproduksi batch pertama biodiesel yang sepenuhnya terbuat dari minyak sawit bulan lalu dan akan memproduksi 1.000 barel bahan bakar di kilang Dumai.
Yang disebut D100 akan menyerap minimal satu juta ton sawit yang diproduksi petani untuk kapasitas produksi 20.000 barel per hari, kata Widodo, tanpa memberikan batas waktu. Indonesia saat ini telah mewajibkan penggunaan biodiesel dengan kandungan minyak sawit 30%.
Presiden juga menekankan perlunya mendorong proses hilir bahan baku termasuk mengubah batu bara menjadi gas dan bijih nikel menjadi feronikel dan baja tahan karat, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja.