JAVAFX – Menurut data yang dirilis dari Kementerian Keuangan Jepang pada hari Senin (20/7) menunjukkan bahwa nilai ekspor Jepang turun lebih dari 20% untuk bulan ketiga secara berturut-turut bahkan ketika pasar-pasar utama mulai dibuka kembali dari penutupan penyebaran virus corona.
Nilai pengiriman keseluruhan Jepang di luar negeri turun 26,2% dari tahun sebelumnya. Ekonom memperkirakan penurunan 24,7%.
Data perdagangan Jepang pada bulan Juni menunjukkan bahwa kemerosotan ekonomi global dapat berlarut-larut karena meningkatnya tingkat infeksi di AS dan di tempat lain menghambat upaya untuk membuka kembali ekonomi dunia.
Ketergantungan Jepang pada ekspor untuk membuat peningkatan pertumbuhan ekonomi membuat prospek pemulihan secara keseluruhan tidak pasti. Dana Moneter Internasional (IMF) pada bulan lalu memangkas prospek ekonomi untuk Jepang dan seluruh ekonomi dunia, memproyeksikan resesi yang lebih dalam dan rebound lebih lambat daripada yang terlihat hanya dua bulan sebelumnya.
Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda, pada pekan lalu mengatakan bahwa ia mengharapkan ekonomi Jepang membaik secara bertahap di paruh kedua tahun ini, tetapi risikonya condong ke sisi negatifnya.
Ke depannya, ekspor Jepang kemungkinan akan terus pulih di pada kuartal ke tiga tergantung pada bentuk pemulihan permintaan di AS dan Eropa. Impor juga harus pulih pada kecepatan yang sama, mencerminkan pengurangan pembatasan aktivitas domestik.
Ekspor Jepang ke Amerika Serikat, pembeli luar negeri terbesar Jepang tahun lalu, turun sebesar 46,6%. Pengiriman ke Uni Eropa turun 28,4%. Yang ke China tergelincir hanya 0,2%.
Impor menurun 14,4%. Analis memperkirakan penurunan 17,6%.
Neraca perdagangan defisit sebesar 268,8 miliar yen ($2,5 miliar).