JAVAFX – Pasar komoditas mencari arah baru setelah bursa saham mundur dan dolar menguat pada hari Selasa. Kekhawatiran tentang kasus-kasus coronavirus di AS dan ketegangan geopolitik sedang terjadi.
Disisi lain, setelah sempat turun di hari Senin, kasus COVID-19 di AS sekali lagi meningkat dalam angka yang dirilis pada hari Selasa. Infeksi di California dan Texas masing-masing melampaui angka 10.000 dan tingkat tes positif Florida melonjak menjadi 16%. Washington secara resmi akan meninggalkan Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2021.
Fundamental geopolitik lain yang menjadi perhatian pasar diantaranya adalah laporan menunjukkan bahwa penasihat Presiden Donald Trump menggembar-gemborkan gagasan untuk mematahkan patokan Dolar Hong Kong untuk menghukum Tiongkok. Sekitar $ 5 triliun disimpan di negara-kota dan bank sentral China mendukung HK.
PM Inggris Boris Johnson mengatakan kepada Kanselir Jerman Angela Merkel bahwa Inggris siap untuk mengakhiri periode transisi tanpa kesepakatan. Kedua belah pihak tetap berselisih soal perdagangan, regulasi, dan juga perikanan. Panggilan antara para pemimpin datang sebagai negosiasi puncak dengan untuk makan malam di London dan dilaporkan memiliki ikan sebagai hidangan utama. Sementara Menteri Keuangan Britania Raya Rishi Sunak akan mengungkap rencana stimulus di kemudian hari, dan beberapa tersangka akan gagal menghadapi besarnya krisis.
Pada perdagangan hari ini, data ekonomi akan menampilkan pidato dari pejabat Bank Sentral Eropa kredit konsumen AS. Pembukaan pekerjaan JOLT AS mengejutkan dengan berdiri di atas lima juta pada bulan Mei. Klaim pengangguran mingguan ditunggu pada hari Kamis.
Harga minyak mentah WTI memeluk level $ 40 menjelang angka persediaan minyak mentah akan keluar pada hari Rabu. Sementara harga emas tetap mendekati $ 1.800 setelah mencapai $ 1.797 pada hari Selasa, tertinggi sejak 2012. Exchange-Traded Funds yang didukung oleh logam mulia melaporkan aliran masuk positif bulan ketujuh berturut-turut, menambahkan $ 40 miliar pada Juni atau 104 ton emas.