Garuda Indonesia Bakal Terima Dana Talangan Sebesar 8,5 Triliun Dari Pemerintah

0
93

JAVAFX – Pemerintah Indonesia rencananya akan memberikan dana talangan atau investasi untuk modal kerja kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp8,5 triliun. Garuda Indonesia menjadi salah satu yang dibantu karena keuangan perusahaan merosot akibat jumlah penumpang pesawat yang anjlok terkena dampak pandemi virus corona.

Pemerintah Indonesia ingin membantu beberapa BUMN yang terkena dampak oleh penyebaran virus Covid-19 dan hal ini masuk menjadi salah satu rencananya pemerintah dalam upaya memulihkan ekonomi nasional.

Total dana yang disiapkan pemerintah untuk memberikan talangan dana kepada sejumlah BUMN sebesar Rp32,65 triliun. Seluruh dana itu masuk dalam anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) setelah dihantam pandemi virus corona sebesar Rp491,55 triliun.

Selain Garuda Indonesia, pemerintah juga akan memberikan talangan dana kepada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebesar Rp3 triliun, Perum Perumnas (Persero) sebesar Rp650 miliar, PT KAI (Persero) Rp3,5 triliun, Perum Bulog (Persero) Rp13 triliun dan PTPN (Persero) Rp4 triliun.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan seluruh data ini belum valid karena masih harus dibicarakan pada sidang kabinet. “Kami harus rumuskan dulu dan diumumkan BUMN mana saja yang layak menerima bantuan dana talangan,” ucap Febrio.

Febrio sedikit memberi penjelasan tentang BUMN mana saja yang akan mendapatkan bala bantuan dari pemerintah. Salah satunya ialah perusahaan yang memiliki pengaruh besar terhadap hajat hidup masyarakat.

Selain itu, pemerintah juga akan melihat peran sovereign yang dijalankan BUMN, eksposurnya terhadap sistem keuangan, jumlah kepemilikan pemerintah dan total aset yang dimiliki oleh BUMN.

Kemudian, pemerintah juga menetapkan sejumlah skala prioritas dalam membantu BUMN. Beberapa skala prioritas yang dimaksud, antara lain BUMN yang bergerak di sektor infrastruktur, pangan, transportasi, sumber daya alam (SDA), keuangan, manufaktur, energi dan pariwisata.

Febrio menyatakan keuangan BUMN merosot terkena dampak dari pandemi corona. Beberapa dampak yang dirasakan, misalnya permintaan energi listrik menurun, lalu lintas harian di jalan tol juga turun, penumpang pesawat anjlok, hingga penundaan beberapa proyek besar.