Harga Emas Terus Menguat Ditengah Redupnya Dolar AS

0
107

JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(11/102017), harga emas terus menguat ditengah redupnya dolar AS pada perdagangan kemarin dipicu liburnya data-data ekonomi AS serta situasi geopolitik di Catalan dan Korea yang masih bisa memunculkan aksi safe haven sewaktu-waktu.

Penguatan emas kemarin memang muncul ketika situasi geopolitik yang berkaitan dengan AS kembali memanas. Seorang pejabat Rusia yang kembali dari kunjungannya di Pyongyang pada awal pekan lalu menyatakan kepada media setempat bahwa Presiden Kim Jong-un telah menyiapkan rudal berhulu ledak nuklir dan mempunyai jangkauan yang lebih jauh dibandingkan sebelumnya dan segera dipersiapkannya untuk diluncurkan dalam pekan ini.

Sebelumnya Presiden Trump menyatakan dengan isyaratnya menyatakan yang pada intinya bahwa AS akan menggelar kekuatan militernya untuk menggempur Korea Utara dalam waktu dekat. Pernyataan Kim seketika muncul ketika dalam sebuah pertemuan tahunan Komite Pusat Korea Utara bahwa dirinya ingin membuat rudal nuklir demi menjaga kewibaannya dan kedaulatan negaranya serta ingin menjangkau AS dengan sekali tembak saja sebagai bentuk jawaban atas kesombongan AS.

Faktor inilah yang sedikit banyak membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $8,80 atau 0,68% di level $1293,80 pertroy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex ditutup menguat $0,24 atau 1,99% di level $17,21 pertroy ounce.

Sejauh ini, penguatan emas semalam sedikit dibawah harga tertinggi 2 minggu lalu di $1296 pertroy ounce dengan bentuk sebuah jawaban bahwa kondisi non-ekonomi bisa merubah segala bentuk perhitungan fundamental ekonomi. Namun banyak pihak sendiri menyatakan bahwa sejauh ini level harga emas masih terus dibawah $1300 pertroy ounce karena hadangan akan muncul dari pergerakan suku bunga the Fed.

Seperti kita ketahui hasil dari data payroll AS memang buruk adanya, namun banyak pihak itu merupakan kejadian sesaat. Seperti kita lihat bahwa peningkatan upah yang besar memang masih menunda emas untuk terangkat lebih tinggi karena potensi upah yang naik dapat menggiring inflasi yang tinggi juga. Selain itu faktor mulai bangkitnya lapangan kerja dengan isyarat dari klaim pengangguran mingguan yang terus menurun dalam 3 minggu terakhir maka di bulan depan akan ada penanjakan nonfarm payroll tersebut.

Sentimen agak tertahannya emas untuk menguat tajam juga disebabkan lolosnya reformasi pajak. Pasar menganggap dengan adanya reformasi pajak, maka pendapatan masyarakat dan bisnis di AS akan meningkat, sehingga laju pertumbuhan dan inflasi AS akan membaik sehingga kenaikan suku bunga dapat menahan panasnya ekonomi AS.mendengar suku bunga naik, maka emas langsung terkoreksi.

Sejauh ini pula yang membawa bursa saham Wall Street mengalami penguatan dimana DowJones spot ditutup naik 0,30%. Sedangkan indeks dolar atau Dixie turun 0,5% di angka 93,225. Sepanjang hari ini ada data-data ekonomi yang penting diperhatikan seperti wetspac consumer sentiment Australia, core machinery orders Jepang dan Fed minute di dini hari nanti

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, BBC
Sumber gambar: CNBC