Dolar Makin Kekar, Minyak Makin Terkapar

0
196
Night photograph of a huge industrial chemical plant and oil refinery installation in Southern California is adorned with a massive American flag.

JAVAFX – Dolar terlihat terus kuat dan minyak memperpanjang penurunannya disaat semua mata memandang pada data Non-Farm Payrolls (NFP) dimana untuk pertama kalinya dikaitkan dengan wabah Corona. Sebelum melakukan perdagangan hari Jumat (03/04/2020), sebaiknya ada hal yang perlu diperhatikan.

Pertama adalah Dolar AS telah mengkonsolidasikan kenaikannya ditengah ketegangan yang semakin meningkat menjelang pengumuman data NFP AS hari ini. Sejumlah ekonom mengharapkan angka pekerjaan yang terkena dampak wabah Corona hanya sekitar 100.000 pekerjaan saja. Penting untuk diingat bahwa pemerintah melakukan survei untuk data NFP ini pada pekan hingga 12 Maret dimana angkanya bisa bias karena tidak menangkap kondisi terkini paska dilakukannya sejumlah “Lockdown” terbaru.

Sementara itu, perlu dicermati pula angka pertumbuhan upah yang diperkirakan akan meningkat sebesar 0,2% dari bulan sebelumnya dan naik 3% dari tahun lalu.

Indikasi buruknya pasar tenaga kerja AS bisa merujuk pada data klaim pengangguran yang telah dirilis semalam. Klaim yang diukur hingga 28 Maret menunjukkan kenaikan mencapai dua kali lipat menjadi 6,648 juta. Hasil ini sangat mengerikan, di luar perkiraan terburuk. Wabah Corona terbukti melumpuhkan perekonomian AS sedemikian kerasnya.

Sebagaimana diketahui kini, bahwa COVID-19 telah menginfeksi lebih dari satu juta orang dan merenggut nyawa lebih dari 50.000. Sekitar 50% kematian terjadi di Italia, Spanyol, dan Prancis, sementara sekitar seperempat infeksi ada di AS. Negara Bagian Washington telah memperpanjang perintah untuk tinggal di rumah sampai 4 Mei, sementara beberapa negara Eropa berada di jalur untuk memperpanjang masa kurungan hingga melampaui hari Paskah.

Komisi Eropa dan Eurogroup juga tengah berusaha untuk menemukan solusi kreatif guna memberikan bantuan kepada negara-negara yang dilanda bencana sambil menahan diri dari upaya menarik pinjaman, hal yang ditentang oleh Jerman. Negosiasi terus berlanjut, ketika EURUSD turun lebih dari 50% dari kenaikan awal 1,0640 ke 1,1150.

Di Inggris sendiri, jumlah kematian terus meningkat dengan cepat, tetapi itu sebagian karena perubahan dalam metodologi penghitungan. Kanselir Menteri Keuangan Rishi Sunak memperluas skema pinjaman bisnis ke perusahaan-perusahaan menengah. Alhasil, GBPUSD gagal dalam upaya untuk naik lebih tinggi.

Harga minyak disisi lain, berusaha stabil setelah naik liar pada perdagangan hari Kamis. Presiden Donald Trump mengatakan dia berharap Rusia dan Arab Saudi akan mencapai kesepakatan untuk memotong sepuluh dan berpotensi 15 juta barel produksi minyak mentah setiap hari. Cuitan ini mampu mengangkat harga minyak cukup tajam. Sementara Arab Saudi menindaklanjuti dengan seruan untuk pertemuan OPEC + yang mendesak, Rusia membantah ada pembicaraan yang sedang berlangsung. WTI melesat lebih tinggi dari sekitar $ 22 hingga di atas $ 27 sebelum kembali ke di bawah $ 24.

Hal terakhir yang perlu dicermati diakhir pekan ini adalah Indeks Pembelian Manajer Non-Manufaktur ISM. Meskipun diterbitkan setelah data NFP, angka-angkanya mampu memberikan wawasan ke depan yang dapat menggerakkan pasar.