Bursa AS Kembali Tergerus Jelang Paket Stimulus AS

0
82

JAVAFX – Bursa saham AS merosot pad pembukaan perdagangan hari Rabu (25/3), setelah Indeks Dow Jones membukukan kenaikan terbesar pada hari Selasa kemarin sejak tahun 1933 pasca Kongres Amerika Serikat hampir mencapai kata sepakat untuk paket stimulus sebesar $2 triliun.

Para pejabat tinggi AS akan melakukan pertemuan pada hari Rabu waktu setempat dan akan membicarakan mengenai paket stimulus itu. Dimana itu merupakan paket stimulus terbesar dalam sejarah Amerika yang telah disepakati antara kedua belah pihak, kemudian RUU masih harus melewati DPR AS.

Indeks Dow Jones dibuka turun 235 poin atau 1,1% pada level 20.940 poin,Indeks S&P 500 juga memperpanjang penurunan awal menjadi turun 0,8% sementara NASDAQ Composite turun 1,2%.

Momentum kenaikan pada saham AS tampaknya melemah karena investor melihat data klaim pengangguran AS akan melonjak dengan cepat, dengan penurunan lebih dari 2 juta orang yang akan mengklaim, sesuai dengan harapan sejumlah analis.

Saham-saham juga bersiap untuk mengakhiri gelombang lockdown saat ini di AS sesegera mungkin. Pada hari Selasa waktu setempat, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia akan mengembalikan kejatuhan ekonomi ke zona hijau secepat mungkin.

Presiden Donald Trump mengingatkan bahwa lockdown berkepanjangan untuk menahan penyebaran Covid-19 akan menghancurkan ekonomi AS. Trump berniat untuk membuka kembali Amerika sebelum perayaan Paskah pada 12 April 2020.

AS merupakan negara urutan ketiga terbesar dengan kasus Corona yaitu mencapai 49.768 orang yang terinfeksi dan 600 orang meninggal.

Meskipun fakta bahwa infeksi baru dan kematian belum menunjukkan tanda-tanda melambat. Data dari Johns Hopkins menyebutkan jumlah infeksi di AS mencapai 55.000, sudah jauh di depan Tiongkok berdasarkan basis per kapita.

Di antara saham yang paling aktif mengalami penurunan, saham Boeing dan maskapai penerbangan adalah yang cenderung menjadi yang pertama dalam antrian untuk bantuan dari The Fed di bawah paket stimulus baru. Saham Boeing (NYSE: BA) naik 12,3%, saham American Airlines (NASDAQ: AAL) naik 6,1% dan Delta Air Lines (NYSE: DAL) naik 4,6% ketiganya memangkas keuntungan dari indikasi pra-pemasaran.

Trump mengatakan bahwa AS akan kehilangan ribuan orang dalam setahun, tapi AS tidak menutup negaranya. Begitu banyak orang yang meninggal karena kecelakaan mobil, tapi tidak meminta perusahaan otomotif untuk menghentikan produksi mobil. Amerika tidak bisa kehilangan Boeing karena menyangkut ribuan bahkan jutaan pekerja. Pernyataan Trump ini dianggap berbau politik karena Amerika Serikat akan menghadapi Pemilu di bulan November 2020 sedangkan janji Trump adalah perekonomian yang kuat dan tingkat pengangguran yang rendah.

Data yang mengukur level indeks difusi berdasarkan pada hasil survey terhadap manajer pembelian di sektor industri manufaktur selama bulan Maret 2020 di Amerika Serikat ( Flash Manufacturing PMI), dilaporkan mengalami penurunan 49.2 dibandingkan pada bulan Februari 2020, yang tercatat 50.7.

Kendati di bawah level indeks 50.0 bermakna kontraksi, namun data tersebut nampak lebih baik dari konsensus pasar yang mematok level indeks 45.1.

Sedangkan untuk data yang sama, namun dari sektor industri jasa (US Flash Manufacturing Service PMI), juga mengalami penurunan pada level indeks 39.1 dari sebelumnya 49.4 dan estimasi 44.1.

Namun, data mengesankan mencuat dari US Richmond Manufacturing Index untuk bulan Maret 2020, yang mengindikasikan ekspansi, pada level indeks di atas 0 ( di bawah 0 atau negatif, berarti kontraksi), yaitu 2 dibandingkan perolehan bulan sebelumnya, yang nampak kontraksi pada level indeks -2.

Data tersebut bahkan jauh lebih baik dari perkiraan menurun pada level indeks -10.