JAVAFX – Di kala infeksi virus corona yang menyebar dengan cepat di seluruh dunia kini telah menghancurkan harapan bahwa Covid-19 dapat dikendalikan di China pupus sudah karena negara-negara di dunia sudah mulai menimbun peralatan medis dan pelaku pasar berusaha mengalihkan asetnya ke tempat yang lebih aman di tengah ekspetasi resesi global.
Dilansir dari laman Reuters pada hari Jumat (28/02) pagi, bursa saham dunia akan mencatatkan pekan terburuknya sejak terjadi krisis keuangan global pada tahun 2008 setelah adanya gangguan virus Covid-19 terhadap perjalanan internasional dan jaringan pasokan memicu kekhawatiran resesi di Amerika Serikat dan kawasan Eropa.
Penyebaran wabah virus yang memburuk kini membuat pasar keuangan meyakini bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pinjaman di bulan depan, dengan peluang sebesar 9% hanya seminggu yang lalu.
Pasar saham di AS jatuh ke wilayah koreksi dengan indeks acuan S&P 500 anjlok lebih dari 4%, memperpanjang penurunan yang sekarang telah memangkas nilainya lebih 10% dari puncak penutupan pada 19 Februari. Bursa saham Asia juga mengikuti kejatuhan saham-saham di Wall Street pada Jumat pagi.
China yang disinyalir dimana tempat virus bermula pada akhir tahun lalu melaporkan 327 kasus baru pada hari Jumat, tingkat terendah sejak 23 Januari.
Tetapi dengan infeksi baru yang dilaporkan di seluruh dunia sekarang melampaui jumlah infeksi di China, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa negara-negara harus bersiap.
Virus ini sekarang menyebar lebih cepat di luar Cina daripada di dalam, memicu kekhawatiran bahwa dampak ekonomi dari pembatasan perjalanan, gangguan rantai pasokan dan penurunan permintaan mungkin jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.
Upaya untuk menahan wabah telah melumpuhkan sebagian besar ekonomi China, yang perlahan-lahan kembali normal. Ada kekhawatiran bahwa negara-negara lain dapat menghadapi masalah yang sama dengan penyebaran virus di seluruh dunia.
Angka menunjukkan sekitar 10 negara melaporkan kasus virus pertama dalam 24 jam terakhir, termasuk Nigeria, negara terpadat di Afrika dan kasus pertama di sub-Sahara Afrika.
Bank investasi AS, BofA memangkas perkiraan pertumbuhan dunianya ke level terendah sejak dilanda krisis keuangan pada tahun 2008 lalu dan lembaga pemeringkat Moody’s mengatakan pandemi virus covid-19 akan memicu resesi global dan AS di paruh pertama tahun ini.
Pada saat yang sama, pengambil kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) mengecilkan prospek langsung kebijakan pelonggaran di benua itu.
Kementerian keuangan menjelaskan bahwa Pemerintah Jerman sedang mempertimbangkan untuk menangguhkan aturan ketat pada jumlah utang yang dapat dinaikkan, karena dalam menghadapi tekanan yang meningkat untuk memulai perekonomian yang lesu adalah dengan lebih banyak belanja.