JAVAFX – Diawal perdagangan sesi Amerika Serikat pada Rabu (12/02/2020), mengindikasikan kenaikan lebih lanjut pada harga komoditi energi minyak mentah dan logam mulia yang akan melemah. Dolar AS sebagaimana diketahui masih mengalami penguatan, sementara bursa saham juga menguat oleh aksi risk appetite investor menyusul berkurangnya kekhawatiran akan penyebaran wabah Corona.
Menjelang pembukaan perdagangan, tercatat bursa saham Asia telah mengalami penguatan disusul oleh bursa saham Eropa. Hal ini mengindikasikan penguatan lebih lanjut dari bursa saham Amerika Serikat di Wall Street hari ini.
Pada perdagangan Indek Indeks S&P 500 berjangka telah naik 0,2%. Sebelumnya Indek KOSPI Korea Selatan melonjak 1%. Indek MSCI Asia Pacific meningkat 0,5%.Dolar AS sedikit berubah dimana imbal hasil Obligasi AS tenor 10 tahun meningkat dua basis poin menjadi 1,59%.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate naik 1% menjadi $ 50,04 per barel. Sementara harga emas melemah 0,4% menjadi $ 1,566,76 per ounce.
Sejumlah peristiwa yang patut menjadi perhatian pelaku pasar adalah kesaksian Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell dalam laporan setengah tahunan tentang kebijakan moneter di Kongres yang merupakan hari kedua. Kemudian Presiden ECB Christine Lagarde dijadwalkan akan berbicara di Parlemen Eropa di Strasbourg.
Data ekonomi yang selanjutnya patut diperhatikan adalah angka CPI Inti AS yang akan dikeluarkan pada hari Kamis. Diperkirakan telah meningkat menjadi 0,2% pada bulan Januari, kecepatan yang lebih cepat dari pada bulan Desember.
Secara teknis, perdagangan minyak mendekati harga krusial. Minyak dibuka lebih tinggi dan memperpanjang rebound dari level terendah satu tahun, karena berjuang untuk tetap di atas level kritis $ 50. Area $ 52 sangat penting; itu menandai garis batas antara pembalikan dan kaki lain di bawah level harga psikologis.
Sebaliknya harga emas jatuh setelah reli empat hari, bahkan ketika dolar naik. Logam mulia ini mengembangkan segitiga bullish pada dukungan tertinggi Agustus-September.
