Saham Asia Bersinar Karena Terobosan Baru Untuk Virus China

0
82

JAVAFX – Bursa saham di Asia terpantau melonjak pada perdagangan hari Kamis (6/2) pagi karena investor di wilayah tersebut mencerna perkembangan terbaru seputar penyebaran wabah virus corona yang terus menelan korban.

Saham-saham di Jepang memimpin kenaikan di antara pasar regional utama, Indeks Nikkei 225 naik 1,83% dan indeks Topix naik 1,73%. Indeks Kospi naik 1,71% karena saham Hyundai Motor melonjak lebih dari 4%.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 1,2%. Di Cina, Indeks Shanghai naik 0,2% sementara komposit Shenzhen naik 0,461%. Komponen Shenzhen juga naik sekitar 0,2%.

Di tempat lain, Indeks S&P/ASX 200 naik 0,7%. Pergerakan itu terjadi ketika rilis data Kamis oleh Biro Statistik Australia menunjukkan omset penjualan ritel negara itu turun 0,5% berdasarkan penyesuaian musiman pada Desember dibandingkan dengan November.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan naik 0,84%.

“Penurunan pada bulan Desember terjadi karena beberapa efek dari kebakaran hutan dan kabut asap, disisi lain pengecer makanan, kafe, restoran dan layanan makanan takeaway ikut terkena dampak negative dari itu semua yang terlihat dari data New South Wales. Namun, jika dibandingkan pada bulan November sebelumnya yang mengalami kenaikan yang moderat dipimpin oleh penjualan Black Friday.

Adapun penurunan terjadi pada sektor ritel, seperti untuk department store turun 2,8%, kafe, restoran dan layanan makanan takeaway turun 0,9%, pakaian, alas kaki dan pengecer aksesori pribadi turun 1,5%, ritel makanan 0,3% dan ritel barang-barang rumah tangga turun 0,3%. Penurunan ini sebagian diimbangi oleh kenaikan ritel lainnya 0,2%.

Langkah itu datang ketika investor bereaksi terhadap perkembangan semalam pada wabah virus korona, menyusul laporan terobosan yang belum dikonfirmasi dalam pengembangan obat untuk penyakit ini.

Sementara itu, seorang ilmuwan yang memimpin penelitian UK terhadap vaksin virus corona mengatakan kepada Sky News pada hari Rabu bahwa timnya telah membuat “terobosan signifikan” dengan memotong sebagian waktu pengembangan normal menjadi 14 hari dari dua menjadi tiga tahun.

Ditempat lain, Secara  mengejutkan,  data yang memperkirakan perubahan jumlah warga yang bekerja selama bulan Januari 2020  di Amerika Serikat,  di luar industri pertanian dan pemerintahan; sukses melebihi prediksi, yaitu 291.000 dibandingkan dengan perkiraan 157.000 (setelah revisi). Data tersebut juga jauh melampaui hasil Desember 2019, yaitu 199.000 (setelah revisi).

Data awal perubahan  jumlah warga Amerika Serikat yang bekerja selama bulan Januari, yang dirilis oleh Automatic Data Processing, Inc (ADP) tersebut menjadi bekal bagus bagi publikasi data vital lainnya, yaitu US Non-Farm Employment Change yang dikenal dengan US Payroll.

Dengan hasil positif dari data ADP tersebut di atas, maka data US Payroll yang akan dipublikasikan pada hari Jumat 07 Februari 2020, juga diperkirakan akan jauh lebih bagus dari estimasi sebelumnya, yaitu 161.000 dari 145.000 (www.forexfactory/calendar)

Maka, dengan bekal bagus dari data US ADP dan estimasi positif untuk US Payroll, sekaligus menjadi energi positif bagi performa  USD terhadap mata uang utama lainnya, terutama versus EUR dan GBP (yang masih dibayangi sentiment negatif perihal ketidakpastian pasca-Brexit).