Saham Asia Bersinar Pasca China Pertahankan Suku Bunga Pinjaman Tidak Berubah

0
87

JAVAFX – Bursa saham Asia Pasifik terpantau berada di level tertinggi pada perdagangan Senin (20/1) sore, setelah People’s Bank of China (PBoC) menjaga suku bunga dasar pinjaman (LPR) tidak berubah.

Indeks Shanghai naik 0,43%, Indeks Hang Seng menguat 0,39%, Indeks Nikkei 225 naik 0,25%, Indeks Kospi naik 0,79%, Indeks S&P / ASX 200 naik sekitar 0,3%,

Secara keseluruhan, Indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan sekitar 0,1% lebih tinggi.

People’s Bank of China telah berhasil mempertahankan suku bunga pinjaman satu tahun dan lima tahun tidak berubah untuk Januari pasca penandatangan perjanjian guna meredakan perselisihan perdagangan fase satu dengan AS selama 18 bulan antara kedua negara adidaya ekonomi.

Beijing dalam kesepakatan sejauh ini karena membantu dorongan kepemimpinan untuk menstabilkan ekonomi dan meningkatkan kepercayaan pasar, pada saat yang sama pihaknya berharap untuk pengembalian tarif lebih lanjut pada waktunya.

Secara khusus Cina bersedia dan mampu untuk tetap meningkatkan impor dari AS dan menjaga mata uang yuan dalam posisi stabil. Ini akan memastikan kesepakatan itu berlangsung hingga pemilihan presiden AS pada bulan November.

Setelah berbulan-bulan negosiasi, akhirnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He secara resmi menandatangani perjanjian perdagangan fase satu di Gedung Putih, pada hari Rabu (15/1) pukul 11.30 waktu Washington, dalam upaya untuk meredakan perselisihan perdagangan selama 18 bulan antara kedua negara adidaya ekonomi.

Trump mengatakan AS dan Cina  memperbaiki kesalahan pada masa lalu dan memberikan masa depan keadilan ekonomi dan keamanan bagi pekerja, petani, dan keluarga Amerika. Inti dari gencatan senjata antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini adalah janji China untuk membeli produk pertanian AS senilai $200 miliar selama dua tahun yang mencakup sekitar $80 miliar barang manufaktur, $53 miliar energi, $32 miliar di bidang pertanian dan $35 miliar dalam layanan.

Sebagai gantinya, AS akan membatalkan putaran tarif baru dan memangkas tarif barang-barang Tiongkok sekitar $120 miliar menjadi setengah hingga 7,5%. Trump mencatat tarif 25% pada impor Tiongkok senilai $250 miliar akan tetap berlaku untuk memberikan pengaruh AS ketika kedua negara sepakat untuk menyelesaikan perjanjian dagang fase dua, dimana negosiasinya akan segera dimulai.

Untuk memenuhi tambahan $ 200 miliar itu, Cina harus membeli dalam jumlah yang lumayan banyak produk AS. Seperti, barang pertanian, mesin, terutama produk pesawat dan energy. Untuk beberapa produk, Beijing mungkin harus menggandakan pembeliannya dengan mengurangi tarif impor tersebut dan berhenti membelinya dari sumber lain.

China membeli sekitar $186,29 miliar barang dan jasa Amerika pada tahun 2017 lalu sebelum perang perdagangan dimulai, menurut data dari Biro Sensus AS. Dalam hal produk pertanian, China membeli $24 miliar dari AS pada tahun 2017 dan diperkirakan akan meningkat sebesar $32 miliar selama dua tahun, menurut laporan Reuters.

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di level 97,612 setelah melihat lonjakan dari level di bawah 97,4 pada hari Jumat.

Harga minyak lebih tinggi pada sore hari jam perdagangan Asia, dengan patokan minyak mentah berjangka internasional Brent naik 1,19% menjadi $65,62 per barel. Minyak mentah berjangka AS juga naik 1,02% menjadi $59,14 per barel.