Harga Emas Tergerus Kenaikannya Jelang Pidato Yellen

0
97

JAVAFX – Berita komoditas di hari Selasa(26/9/2017), harga emas tergerus kenaikannya jelang pidato Yellen pada perdagangan sore hari ini dimana pengaruh geopolitik Korea sudah mereda diimbangi dengan akan naiknya suku bunga the Fed di tahun ini sekali lagi.

Kondisi negatifnya emas karena masih terkait akan naiknya suku bunga the Fed yang dijelaskan dari hasil rapat suku bunganya minggu ini. Mendengar kata kenaikan suku bunga the Fed, maka harga emas tentu masih pencegahan penguatannya. Dalam rencana kerja the Fed yang dikenal dengan istilah Dot Plot Plan tersebut, disampaikan bahwa bank sentral AS tersebut masih dapat menaikkan suku bunganya sekali lagi dan mengikuti petunjuk tahun lalu bahwa kenaikan suku bunga the Fed terjadwal dan naik 3 kali setahunnya. Tahun depan juga diisyaratkan akan naik 3 kali juga.

Nanti malam Yellen dijadwalkan akan berbicara mengenai inflasi dan suku bunga, sehingga membuat kenaikan emas agak tertunda sore ini. Selain itu ada data sentimen konsumen dan penjualan rumah baru AS. Bila kedua data tersebut membaik, maka emas tentunakan melemah lagi, asalkan tidak ada perang di Korea.

Investor sebetulnya masih enggan mengoleksi emas lebih jauh setelah melihat hasil dari Fed meeting pekan lalu sehingga membuat perkiraan kenaikan suku bunga the Fed di akhir tahun meningkat dari 40% menjadi 72%, demikian ungkap Reuters pagi tadi.

Faktor jual emas sore ini karena menantikan Yellen sehingga membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah $1,60 atau 0,12% di level $1309,90 pertroy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex untuk sementara bergerak menguat $0,02 atau 0,10% di level $17,17 pertroy ounce.

Kondisi safe haven emas sempat muncul tadi pagi setelah Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yonh Ho menyatakan bahwa sepertinya AS sedang mendeklarasikan sebuah perang dengan Kim, dan ketegangan berlanjut setelah pesawat bomber AS ditembak jatuh di wilayah Korea Utara.

Investor kuatir terhadap keamanan investasinya dengan pernyataan Trump di tweeter, “Korea Utara tidak akan lama lagi” membuat polemik baru di bursa komoditi logam tersebut. Pasar mengantisipasi panasnya suhu di Korea, apalagi Jepang juga ikut merapatkan barisan dengan dimajukannya 1 tahun lebih awal pemilu Jepang untuk mengambil langkah inisiatif pencegahan.

Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: The Telegraph