JAVAFX – Pasar saham Asia diperdagangkan beragam pada hari Selasa (19/11), karena investor mulai kehilangan motivasi dagang yang diterjang arus perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta meningkatnya ketegangan dari aksi para demonstran di Hong Kong.
Indeks MSCI naik 0,2%, Indeks Shanghai naik 0,8%, Indeks Hang Seng menguat 1%, Indeks Nikkei turun 0,2%, Indeks Kospi turun 0,3% dan Indeks S&P 200 Australia naik 0,4%.
Para pengunjuk rasa prodemokrasi Hong Kong menentang pemerintah China di Hong Kong dengan aneka barikade dan diwarnai bentrokan dalam empat hari berturut-turut sejak awal pekan ini. Aparat keamanan Hong Kong dikerahkan untuk mengawasi dan meningkatkan kewaspadaan ditengah spekulasi akan diberlakukannya jam malam di kota itu mulai akhir pekan ini.
Pada Kamis (14/11) lalu, jalan utama di pusat kota terputus, layanan kereta dihentikan serta beberapa sekolah dan universitas ditutup. Para demonstran mengenakan pakaian hitam dan bertopeng, demonstran juga mendirikan barikade di jalan utama pusat bisnis, merusak fasilitas umum dan di stasiun kereta api, membuka front konfrontasi dengan polisi huru-hara di berbagai lokasi.
Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Departemen Keuangan Asia Mizuho Bank di Singapura, menambahkan bahwa fokus secara default adalah pada upaya untuk menyelesaikan perang perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia yang telah menghambat pertumbuhan global .
Semalam, CNBC melaporkan suasana di Beijing pesimis tentang prospek penyelesaian perang tarif tersebut. Di sisi lain, perpanjangan baru yang memungkinkan perusahaan-perusahaan AS untuk tetap melakukan bisnis dengan raksasa telekomunikasi China Huawei menyarankan sesuatu dari cabang zaitun.
Meski demikian, tidak satu pun bagian yang memberikan banyak kemajuan dalam negosiasi pernurunan tarif dagang antara AS-China. Batas waktu berikutnya dalam perselisihan adalah 15 Desember, ketika putaran lain tarif AS untuk barang China dijadwalkan akan berlaku.
