Trump Diundang Berikan Keterangan Tentang Pemakzulan

0
87
WASHINGTON, DC - MARCH 01: U.S. President Donald Trump participates in a meeting with leaders of the steel industry at the White House March 1, 2018 in Washington, DC. Trump announced planned tariffs on imported steel and aluminum during the meeting, with details to be released at a later date. (Photo by Win McNamee/Getty Images)

JAVAFX – Ketua DPR AS yang berasal dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, mengundang Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memberikan keterangan seputar inisiatif upaya pemakzulan. Pelosi mengatakan Trump dibebaskan memberikan jawaban secara langsung kepada tim investigator, maupun secara tertulis.

Saat diwawancara oleh stasiun televise Amerika CBS Pelosi mengatakan bahwa “Jika Trump memiliki informasi yang bersifat bisa membebaskan dirinya dari upaya pemakzulan kemudian kita akan melihat untuk membandingkannya.”

Senator dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, membenarkan perihal bakal diundangnya Donald Trump. “Kalau Donald Trump tidak setuju dengan apa yang ia dengarkan, bukan berarti [hasilnya] akan sesuai dengan apa yang ia ikuti dalam pemeriksaan, dia tak seharusnya berkicau [lewat twitter]. Dia harus datang kepada komite dan memberikan keterangan di bawah sumpah.,” ujar Schumer secara terpisah.

Schumer mengatakan desakan Gedung Putih untuk menghalangi saksi guna bekerja sama memunculkan pertanyaan: “Apa yang dia sembunyikan?”

Komite Intelijen di DPR Amerika Serikat tengah mempersiapkan pemeriksaan kedua sebagai bagian dari upaya pemakzulan Trump. Salah satu yang diminta keterangannya adalah Gordon Sondlan. Sondlan merupakan Duta Besar yang diutus pemerintah AS di bawah Trump untuk Uni Eropa. Dia adalah satu-satunya yang bicara, karena yang lain ‘diblok’ Gedung Putih sehingga melewati pemberian keterangan di depan komite investigasi dengan alasan ‘penyelidikan palsu’.

Donald Trump dituding ingin mengintervensi pemilihan umum 2020 menggunakan bantuan negara asing, termasuk dengan menelepon Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Tudingan ini terangkum dalam aduan pembocor rahasia (whistleblower) yang dirilis oleh Komite Intelijen Dewan Perwakilan AS pada Kamis (26/9), di tengah proses pemakzulan sang presiden.

Dalam pemberian keterangan pada Sabtu (16/11) lalu, mantan Dewan Keamanan Nasional Tim Morrison mengatakan Sondland memberi tahu dirinya bahwa ada diskusi langsung soal Ukraina dengan Trump.

Morrison mengatakan Sondland dan Trump telah berkomunikasi setidaknya lima kali antara 15 Juli dan 11 September 2019 di mana terdapat sejumlah bantuan sebesar  $391 juta dari AS yang masih ditahan untuk Ukraina yang belum dirilis.

Bukan hanya itu, Morrison menceritakan Sondland mengabari pejabat elite Ukraina bahwa bantuan vital militer AS mungkin akan diberikan asal jaksa di negara itu mengumumkan membuka investigasi Burisma, perusahaan gas yang mempekerjakan putra Joe Biden, Hunter.

Penyelidikan pemakzulan Trump dibuka setelah sang presiden terindikasi menyalahgunakan wewenang untuk menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky supaya melakukan penyelidikan terhadap anak Joe Biden, Hunter. Joe Biden bakal menjadi rival Trump di pilpres 2020 mendatang.

Trump dituduh menekan Zelensky dengan cara menahan bantuan militer AS. Melalui beberapa kali komunikasi telepon, Trump meminta Zelensky untuk menyelidiki dugaan korupsi yang dilakukan Hunter Biden, yang merupakan anggota komisaris perusahaan energi Ukraina, Burisma.

Trump mengaku terlalu sibuk untuk menyaksikan gelaran sidang proses pemakzulan yang disiarkan secara publik di televisi pada Rabu (13/11) lalu. Trump menganggap sidang tersebut sebagai bentuk pembunuhan karakter dan hoaks.

Meski mengklaim tidak peduli dengan proses pemakzulan yang dianggapnya sebagai upaya kudeta, Trump melalui Twitter tetap me-retweet sejumlah kicauan pihak yang menentang sidang tersebut.