JAVAFX – Penasihat perdagangan terkemuka untuk presiden AS mengatakan bahwa Gedung Putih sadar bahwa tarif lebih lanjut untuk barang-barang Cina itu akan lebih merugikan bagi Amerika Serikat.
Clete Willems mantan wakil direktur Dewan Ekonomi Nasional yang sekarang menjabat sebagai asisten khusus Presiden AS Donald Trump di bidang perdagangan dan ekonomi mengatakan bahwa “Administrasi merancang tarif sehingga tahap awal akan jauh lebih berdampak ke China daripada ke Amerika Serikat.”
Willems, yang merupakan negosiator utama dalam pembicaraan awal perang dagang dengan China, mengatakan bahwa AS membangun sebuah algoritma untuk memastikan bahwa “tarif awal memaksimalkan rasa sakit di China dan meminimalkan rasa sakit pada konsumen AS”.
“Semakin banyak tarif yang AS tempatkan, pada akhirnya AS akan mendapatkan tarif yang merugikan AS sendiri lebih banyak dari pada Tiongkok dan kami akan sampai di sana sekarang. Dan saya pikir ada pengakuan yang sah di antara orang-orang di dalam dan di sekitar Gedung Putih bahwa tarif baru ini akan lebih merugikan Amerika Serikat daripada tarif sebelumnya. Hal itu telah menciptakan insentif untuk mencoba mencari tahu apakah ada cara untuk membuat beberapa kemajuan sebelum kebijakan mulai berlaku,” tambah Willems, yang bekerja di bawah direktur dewan Larry Kudlow.
Washington dan Beijing pada prinsipnya menyetujui kesepakatan perdagangan “fase satu” pada pekan lalu, dengan menawarkan kelonggaran sementara dari perselisihan yang telah berjalan selama 15 bulan yang telah mengguncang pasar dan memicu kekhawatiran tentang stagnasi perekonomian global.
Sebagai bagian dari kesepakatan, AS menunda kenaikan tarif tanpa batas dari 25% menjadi 30% pada impor Tiongkok senilai $250 miliar yang telah ditetapkan mulai berlaku Selasa mendatang. Trump belum memutuskan apakah akan menunda 15% pungutan baru atas sekitar $160 miliar barang China – termasuk produk-produk populer seperti smartphone, laptop dan TV – yang akan berlaku 15 Desember. Tetapi Trump dapat mengesampingkan hal itu jika sementara kesepakatan diselesaikan pada waktunya untuk pertemuannya dengan presiden Cina Xi Jinping pada KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Chili pada pertengahan November mendatang.
China bersikeras bahwa AS harus mengangkat semua tarif tambahan pada produk-produk China sebagai syarat untuk setiap perjanjian perdagangan, dengan mengatakan perang tariff yang merugikan kedua Negara tersebut.