JAVAFX – Berita forex di hari Kamis(14/9/2017), yen berupaya menguat alias masih tertekan sejenak oleh dolar AS di perdagangan siang ini sebagai bagian aksi penantian kembali terhadap data-data ekonomi AS seperti inflasi konsumen AS yang akan rilis nanti malam.
Situasi Korea kemarin memang mulai tenang sehingga aksi safe haven tidak ada seiring dengan langkah Dewan Keamanan PBB yang memberikan sanksi kepada Korea Utara, membuat situasi ekonomi di Korea Utara tersebut makin muram.
Klausul sanksi Korea Utara adalah pelarangan ekspor tekstil Korea senilai $750 milyar setahun serta pelarangan impor minyak ke Korea Utara, membuat Kim Jong-un terpaksa menaati keinginan PBB tersebut.
Namun sejauh ini, pelemahan yen masih dikategorikan normal-normal saja dengan tetap bertahan di atas level ¥109. Investor memandang bahwa mereka masih kuatir dengan kondisi ekonomi AS pasca badai-badai yang telah melintasi daerah potensial ekonomi AS. Beratus-ratus milyar dolar AS biaya pemulihan yang dibutuhkan oleh pemerintah AS, dan dapat menurunkan laju pertumbuhan ekonomi AS dikuartal ketiga tahun ini.
Sedikit melunaknya situasi di Semenanjung Korea dan bagusnya data inflasi produsen AS membuat dolar AS mulai memberikan tekanan kepada mata uang Asia Pasifik. USDJPY untuk sementara bergerak menguat di level 110,49, AUDUSD untuk sementara bergerak menguat di level 0,8004, USDCNY untuk sementara bergerak melemah di level 6,5516.
Pelemahan yen semalam hingga siang sebetulnya disebabkan membaiknya data inflasi produsen AS untuk tahunan naik dari 1,9% menjadi 2,4%. Hal ini karena ada dorongan dari kenaikan biaya bahan bakar. Sebelumnya yen juga melemah setelah data JOLTs AS, yaitu data tentang pembukaan lapangan kerja baru, dimana dilaporkan bahwa angka pembukaan lapangan kerja baru tersebut masih diatas 6 juta sehingga ini merupakan bulan kedua angka diatas level tertinggi sejak 2000 silam.
Tanda masih kokohnya sektor tenaga kerja AS tersebut memberikan tenaga bagi dolar AS untuk menekan yen semalam, namun siang ini terlihat bahwa sisa-sisa tenaga tersebut satu persatu mulai rontok.
Sejauh ini pula kondisi yen sendiri tidak bergerak terlalu besar dalam beberapa bulan terakhir, hanya berkisar di antara level 108 hingga 112 per dolarnya karena dari pihak Jepang sendiri khususnya sektor industri Jepang, ingin agar BoJ tetap menjaga nilai mata uangnya tetap stabil.
Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: Financial Times