JAVAFX – Harga minyak turun dengan cepat pada hari Selasa (10/09/2019) setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memecat penasehat keamanannya John Bolton, yang dikenal sebagai sosok yang Hawkish. Keputusan ini sangat mengejutkan dan memicu spekulasi bahwa ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran dapat mereda, atau setidaknya kemungkinan konflik militer berkurang.
Bolton memang sosok pendukung yang gigih bagi dilakukannya “tekanan maksimum” terhadap Iran. Kampanye itu dibangun di atas sanksi keras yang menyebabkan ekspor minyak Iran merosot. Harga minyak mentah AS jatuh sebanyak 2,2% menjadi $ 57,30 per barel segera setelah Trump lewat cuitannya memecat Bolton. Harga minyak mentah sebelumnya sempat memantul dari posisi terendah dan baru-baru ini diperdagangkan di sekitar $ 57,75 per barel.
Pasar menunjukkan reaksi yang spontan mengingat sosok Bolton yang begitu bermusuhan dengan Iran. Dengan kepergiannya, ada harapan bahwa tidak akan ada banyak kegelisahan dalam kebijakan dengan Iran. Ekspor minyak Iran telah merosot sekitar 2 juta barel per hari sejak musim panas 2018, menurut ClipperData.
Trump sebelumnya mengaku kesal dengan laporan bahwa ia menghadapi tekanan balik internal dari Bolton atas keputusannya untuk menjadi tuan rumah bagi para pemimpin Taliban di Camp David, beberapa orang yang mengetahui kekecewaannya kepada CNN. Trump mengumumkan pada hari Sabtu bahwa pertemuan itu telah dibatalkan. Trump tidak menyebut Iran dalam tweetenya yang mengumumkan pemecatan Bolton. “Saya sangat tidak setuju dengan banyak sarannya, seperti yang dilakukan orang lain di Pemerintahan,” katanya di akun Twitter.
Bolton sedianya akan memberikan pengarahan bersama dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin di Gedung Putih pada hari Selasa.
Awal tahun ini, ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran melonjak ke tingkat yang memicu kekhawatiran perang. Harga minyak melonjak karena investor khawatir bahwa serangan terhadap kapal tanker minyak berisiko mengganggu pengiriman di Selat Hormuz, tempat paling penting di planet ini untuk pasokan minyak global.
Terlepas dari kebuntuan dengan Iran, harga minyak telah tersandung dalam beberapa bulan terakhir karena kekhawatiran tentang lemahnya permintaan energi yang didorong oleh perang perdagangan AS-Cina dan perlambatan ekonomi global. Secara teknis, penurunan harga minyak mentah secara tiba-tiba dalam perdagangan hari Selasa kemungkinan juga mencerminkan pengaruh perdagangan yang didorong oleh algoritma komputer.
Lembaga Informasi Energi AS meredupkan prospek untuk konsumsi minyak karena kekhawatiran tentang ekonomi. Badan tersebut memperkirakan permintaan minyak global akan meningkat 900.000 barel per hari tahun ini, berpotensi menandai pertumbuhan terlemah sejak setidaknya 2011. (WK)