Harga Emas Turun, Mengkonsolidasikan Diri

0
102
Emas
Gold bars and coins

JAVAFX – Mundur dari harga tertingginya sejak 2013, harga emas melakukan konsolidasi dalam perdagangan di hari Rabu (28/08/2019). Penurunan harga terjadi setelah reli tajam pada bulan lalu ke posisi tertingginya. Emas di bursa berjangka AS untuk kontrak pengiriman bulan Desember turun $ 2,70, atau 0,2%, menjadi $ 1.549,10 per troy ons. Sebelumnya menetap di $ 1.551,80, sebagai penyelesaian tertinggi sejak April 2013.

Inversi dalam imbal hasil obligasi AS menjadi indikasi potensi resesi ekonomi, hal ini memberikan dorongan bagi harga emas untuk naik. Sentimen kenaikan juga didapatkan dari makin berkecamuknya perang dagang diantara AS dan China. Kedua negara saling berbalas menaikkan tariff impor. Kekhawatiran pasar sedikit mereda setelah tersiar kabar akan rencana perundingan lanjutan diantara Beijing dan Washington. Momentum ini dipergunakan oleh pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung dan membuat harga emas mundur ke area konsolidasi.

Melihat tren penurunan suku bunga bank sentral dan imbal hasil obligasi yang cenderung minus, harga emas masih menyimpan tren kenaikannya. Setidaknya saat ini masih mendapati resistensi di kisaran $ 1.558 per troy ons. Secara teknis, harga masih menyimpan potensi naik menembus hingga $1600. Harga dapat naik selama zona konsolidasi di kisaran $ 1.520 – $ 1.525 terjaga sebagai level support.

Keyakinan ini bukan tanpa alasan, pasalnya permintaan investasi dalam bentuk aset emas telah meningkat hampir setiap hari di tahun ini hingga bulan Agustus. Orang-orang berinvestasi dalam emas dengan harapan bahwa Federal Reserve dan bank sentral utama lainnya akan memangkas suku bunga secara agresif untuk sisa tahun ini. Selain itu, keyakinan juga berdasarkan pada perang dagang AS-Cina yang akan terus berlanjut dalam waktu dekat, dan kebijakan bank-bank sentral untuk meningkatkan cadangan devisa dalam bentuk emas.

Laju kenaikan emas ini banyak menyedot uang panas dalam jangka pendek, berpindah dari pasar obligasi dan ekuitas ke emas. Jika kenaikan harga mengalami perlambatan atau konsolidasi dalam dua minggu ke depan, maka aka nada koreksi harga emas. Indikasinya, akan ada arus balik dimana investasi mengalir kembali ke bursa saham dan obligasi.

Emas sendiri telah menemukan dukungan bagi kenaikan harga lebih lanjut di awal sesi karena imbal hasil AS dan obligasi Eropa terus merosot. Hal ini menggarisbawahi adanya kekhawatiran pasar akan resesi disaat perang dagang AS – China masih belum terselesaikan. Sementara masalah Brexit disisi lain juga terus memberikan ganjalan yang menjadikan pilihan investasi pada emas, lebih menenangkan.

Imbal hasil Obligasi AS untuk tenor 10-tahun turun 2,8 basis poin menjadi 1,4568% setelah berakhir pada level terendah sejak 2016 pada hari Selasa dan bergerak dalam jarak dekat dari terendah sepanjang masa dekat 1,36%. Jatuhnya hasil ini hasil mengurangi peluang memegang emas, yang tidak menawarkan dividen.

Imbal hasil obligasi pemerintah Eropa juga di bawah tekanan, dengan imbal hasil 10-tahun Italia turun di bawah 1% untuk pertama kalinya di tengah harapan koalisi pemerintah baru dapat dibentuk tanpa pemilihan baru.

Dengan masih burumnya resolusi Perang Dagang AS – China, dimana sejumlah data ekonomi diperkirakan akan terus memburuk, serta pertumbuhan ekonomi global akan melambat, maka bank sentral tidak akan memiliki pilihan selain mendukung pasar dengan apa pun yang mereka miliki, Kata Naeem Aslam, dari TF Global Markets. Dengan Federal Reserve di bawah tekanan untuk terus memotong suku bunga AS, emas cenderung tidak hanya menembus resistan pada $ 1.600 per ounce tetapi bisa mendorong menuju $ 1.800, kata Aslam. (Lukman Hqeem)