Inggris Raya Terpecah Jika No Deal Brexit, Tren GBPUSD Melemah

0
167
Brexit, flags of the United Kingdom and the European Union on asphalt road with legs

Inggris sudah berganti pimpinan dari Theressa May ke Boris Johnson sebagai Perdana Menteri. Terkait Brexit, Boris Johnson tetap akan merundingkan perjanjian Brexit yang baru dengan Uni Eropa karena dia menganggap perjanjian Brexit dari Theressa May dengan Uni Eropa tidak berlaku karena terkait masalah Backstop yang menyangkut perbatasan antara Irlandia Utara yang merupakan bagian Inggris dengan Irlandia. Boris ingin kembali berunding dengan Uni Eropa untuk kembali merundingkan perjanjian Brexit yang baru dan menyiapkan skenario No Deal Brexit apabila sampai tanggal 31 Oktober itu tidak tercapai kesepakatan yang baru dengan Uni Eropa.

Pemerintahan baru Inggris terus menekan Uni Eropa agar mau berunding karena Uni Eropa pernah menyatakan bahwa mereka tidak mau merundingkan lagi kesepakatan Brexit yang telah di sepakati dengan pemerintahan Theressa May.

Kedatangan Boris Johnson ke Skotlandia di sambut dingin oleh pemerintahan Skotlandia yang mayoritas masyarakatnya dalam Referendum Brexit tahun 2016 telah memilih untuk menolak Brexit. Selain Skotlandia, wilayah yang menolak Brexit adalah Wales dan Irlandia Utara. Jika terjadi No Deal Brexit, ketiga wilayah ini menanyakan status mereka dalam persemakmuran Inggris Raya. Bahkan Perdana Menteri Skotlandia, Nikola Sturgeon menegaskan bahwa parlemen Skotlandia akan mempersiapkan referendum kedua seperti tahun 2014 tentang kemerdekaan dan meninggalkan Inggris raya di mana saat itu 55% rakyat Skotlandia menolak keluar dari Inggris.

Menjelang akhir Oktober ini, para pelaku pasar akan fokus kepada apa yang akan di lakukan Boris Johnson dan pemerintahannya terkait perundingan dengan Uni Eropa dan skenario apa yang di persiapkan pemerintahan Johnson terkait No Deal Brexit. Jika skenario yang di tawarkan di tolak oleh Skotlandia, Irlandia Utara dan Wales dan tidak ada kesepakatan baru dengan Uni Eropa terkait Brexit, maka Inggris Raya di ambang perpecahan dan hal ini di prediksi akan membuat GBPUSD terus melemah. Ada kemungkinan GBPUSD akan terus melemah jelang akhir Oktober 2019 ini hingga menuju level terendah bulan Oktober 2016 (empat  bulan setelah Referendum Brexit 23 juni 2016) di level 1.1475.