Harga Minyak Turun Dibawah Bayang-bayang Kekhawatiran OPEC

0
100
offshore rig in twilight

JAVAFX – OPEC terus menunjuk masalah produksi minyak serpih AS yang gila-gilaan, sebagai alasan untuk bertahan memotong produksi mereka setelah tahun 2020. Ditengah kekhawatiran ini, harga minyak mentah mengalami koreksi dalam perdagangan di hari Kamis (11/07/2019).

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang diperdagangkan di New York menetap turun 23 sen, atau 0,4%, pada $ 60,20 per barel, setelah sebelumnya melesat ke $ 60,93, tertinggi sejak 23 Mei. Sementara harga minyak mentah Brent yang diperdagangkan di London, sebagai patokan harga untuk minyak di luar AS, berakhir dengan harga penyelesaian $ 66,52, turun 49 sen. Ini naik ke $ 67,64 sebelumnya, tertinggi intraday tertinggi sejak 30 Mei.

Nada optimis pasar berdasar pada kekhawatiran atas dampak badai pada instalasi minyak di Teluk Meksiko bersama dengan kemunculan tak terduga Inggris sebagai musuh baru Iran dalam drama sanksi pada Teheran. Sentimen fundamental ini secara singkat mampu mendorong harga minyak mentah ke posisi tertinggi dalam tujuh minggu ini di hari Kamis sebelum pasar berhenti sejenak untuk koreksi.

Dalam sepekan harga minyak mentah WTI naik hampir 5% sementara Brent lebih tinggi hampir 4%. Pada hari Rabu, kedua tolok ukur menikmati 4,5% aksi unjuk rasa. Untuk tahun ini, minyak mentah AS menunjukkan kenaikan 33% dan AS menikmati kenaikan 24%.

Lonjakan terbaru harga minyak terjadi setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang merupakan suplayer 40% minyak dunia, hanya akan memproduksi sekitar 560.000 barel per hari lebih dari yang dibutuhkan pada tahun depan. Sebagaimana dirilis dalam laporan pada bulan Juli pada hari Kamis. Kartel minyak ini masih menganggap produksi minyak serpih AS sebagai sentiment negatif harga minyak.

Bahkan OPEC yang dipimpin secara de-facto oleh Arab Saudi dan sekutu non-anggotanya yang dipimpin oleh Rusia, akan memangkas produksi tanpa batas waktu setelah persetujuan dicapai pada minggu lalu. Tinjauan kesepakatan pengurangan produksi ini akan dilakukan dalam 9 bulan kedepan, setidaknya di bulan Maret 2020.

Sentimen fundamental lain yang ikut memberikan pijakan harga minyak mentah saat ini tidak tergelincir dalam adalah kekhawatiran pada kerusakan instalasi produksi dan distribusi minyak di kawasan Teluk Meksiko, AS. Sebagaimana diketahui, serangan Badai Barry diyakini bisa memangkas produksi minyak AS hampir sepertiga dari produksi yang berasal dari Teluk Meksiko, yang kini menuju New Orleans. Diperkirakan serangan ini akan mendarat pada Jumat malam atau Sabtu pagi waktu setempat sebagai badai Atlantik pertama musim 2019. Bahkan dampak kerusakannya dianggap bisa lebih besar pada pasar energi.

Di laut lepas Timur Tengah, Iran dilaporkan berusaha untuk menangkap kapal tanker minyak Inggris di Teluk Persia dalam sebuah tit-for-tat untuk penangkapan minggu lalu atas VLCC Iran oleh pasukan AS di Gibraltar, CNN melaporkan. Upaya itu digagalkan oleh kapal perang Inggris yang memperingatkan kapal Pengawal Revolusi Iran pergi, kata laporan itu. Teheran membantah seluruh perselingkuhan ini. (WK)