Ke Mana Arah Pertemuan Perundingan Dagang Trump-Xi ?

0
102
USA and China trade war. US of America and chinese flags crashed containers on sky at sunset background. 3d illustration

Para pemimpin dari Kelompok 20 negara (G20) akan bertemu di Osaka mulai Jumat ini dan tampaknya akan menjadi pertemuan puncak paling penting sejak krisis keuangan global. Ketika G20 bertemu di Washington satu bulan setelah kejatuhan Lehman Brothers pada 2008, mereka fokus pada tugas besar: bagaimana menyatukan ekonomi dunia kembali dan menghindari krisis di masa depan. Namun saat ini mereka menghadapi tantangan besar lainnya dalam menyelesaikan perang dagang AS-Cina yang telah mengguncang bisnis di seluruh dunia, dan melemahkan ekonomi global.

Pertemuan antara Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Cina, Xi Jinping pada hari Sabtu nanti akan menjadi perhatian para pelaku ekonomi dunia. Pertemuan terakhir mereka pada tujuh bulan lalu di KTT G20 di Buenos Aires telah membuat kedua negara tersebut sepakat mengadakan gencatan senjata yang akhirnya berjalan selama 90 hari. Berdasarkan hal ini, ada kemungkinan pada pertemuan Trump dan Xi kali ini, gencatan senjata perdagangan yang kedua dapat terjadi kembali di Osaka, walaupun itu tidak berarti perang dagang segera berakhir.

Sebelum pertemuan G20 di Jepang, bentrokan perdagangan antara dua negara ekonomi terbesar di dunia ini telah meningkat, di mana AS semakin memperketat pembatasan dan menempatkan dalam daftar hitam perusahaan telekomunikasi China Huawei dan empat perusahaan teknologi Cina lainnya.

Beijing menanggapi dengan marah ancaman tersebut dengan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan Amerika yang beroperasi di Cina, termasuk FedEx. Jika kedua negara  tidak mencapai kesepakatan perdagangan, Trump mengancam akan mengenakan tarif barang-barang China senilai $ 300 miliar (£ 236,5 miliar) dan itu berarti hampir semua barang yang dijual Tiongkok ke AS akan dikenai tarif.

Para pelaku bisnis AS mendukung sikap keras Trump terhadap China, akan tetapi, alangkah baiknya menurut mereka kebijakan tariff menjadi alternative yang paling akhir. Mereka  mendesak Trump untuk mengakhiri perang dagang, dan mengiatkan bahwa harga yang lebih tinggi dapat menimbulkan resiko untuk masa depan mereka.

Kedua pemimpin di bawah tekanan dunia untuk menunjukkan bahwa mereka akan kembali ke negara mereka kembali dengan  kesepakatan terbaik. Selain itu, ekonomi Cina yang melambat, dan Trump akan kembali menghadapi pemilihan Presiden di negaranya, dapat menjadi alasan untuk tidak membiarkan perang dagang terus berlangsung. Jika gencatan senjata diumumkan, pastinya akan ada bantuan dari negara-negara G20 lainnya demi tercapainya kesepakatan dagang kedua negara.

Perang dagang berdampak pada pertumbuhan global yang semakin melambat. Dana Moneter Internasional (IMF) dan lembaga keuangan dunia lainnya memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Cina merupakan ancaman terbesar terhadap ekonomi dunia.

Seandainya terjadi kesepakatan dagang atau gencatan senjata, Dolar index diprediksi dapat terus melemah menuju level 95.45 dengan kemungkinan koreksi naiknya sebatas level 96.75.