Harga Emas Mencoba Ke Level Tertinggi Enam Tahun Ini

0
199
Gold bar or bullion on a gold glittering powdered surface ,elegant and luxury concept

JAVAFX – Harga emas melanjutkan laju kenaikan mereka dalam perdagangan di awal minggu ini, Senin (24/06/2019). Kini mereka mengincar harga tertinggi dalam enam tahun terakhir. Dorongan kenaikan diperoleh seiring dengan melemahnya Doar dan imbal hasil Obligasi AS.

Jatuhnya mereka ini disebabkan munculnya ekspektasi bagi suku bunga yang lebih rendah di antara bank sentral global dan kekhawatiran geopolitik. Sentimen Fundamental ini berkontribusi pada naiknya permintaan akan emas sebagai aset surgawi. Indek Dolar AS turun 0,03% sementara imbal hasil Obligasi AS tenor 10 tahun turun 0,30%, Obligasi Jerman, Italia dan Inggris untuk tenor yang sama semunya juga mengalami penurunan imbal hasil. Hal ini membantu mengangkat harga emas dalam perdagangan hari ini. Bagaimanapun, Emas suka uang yang lebih murah.

Harga emas selanjutnya nampak masih akan menguat di belakang kebijakan moneter yang lebih longgar, sementara imbal hasil obligasi akan terus terkikis. Sebagaimana jargon pasar yang snagat dikenal, Tren adalah teman Anda, dan tren emas kini sudah jelas adalah naik.

Untuk kontrak pengiriman bulan Agustus, harga emas naik naik $ 18,10, atau 1,3%, menetap di $ 1,418.20 per troy ons, setelah diperdagangkan setinggi $ 1,421. Harga penutupan menjadi kontrak paling aktif tertinggi sejak 28 Agustus 2013. Itu mengikuti kenaikan 4,1% minggu lalu.

Pada perdagangan minggu lalu, kenaikan harga emas terjadi setelah pertemuan Fed. Bank sentral AS ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya. Ini sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya. Namun dalam pernyataannya, Bank Sentral berbicara tentang “ketidakpastian” atas prospek ekonomi AS. Bank Sentral Eropa dan Bank Inggris juga membuat komentar dovish selama seminggu. Logam mulia seperti emas cenderung menarik pembeli di iklim suku bunga rendah.

Tetapi ketegangan geopolitik antara AS dan Iran dan ketidakpastian di front perdagangan global juga telah memikat investor pada emas, yang dipandang sebagai investasi surgawi di masa ketidakpastian politik dan ekonomi.

Presiden A.S. Donald Trump pada hari Senin menandatangani sebuah perintah eksekutif yang menjatuhkan sanksi finansial kepada para pemimpin Iran, menurut laporan kumpulan dari Gedung Putih. Pergerakan itu terjadi beberapa hari setelah menyerukan penghentian serangan udara di negara yang menembakkan drone militer A.S. Namun dia juga menyarankan kedua negara pada akhirnya akan memiliki hubungan positif, mengurangi retorika yang lebih keras yang telah dia gunakan untuk sebagian besar kepresidenannya. Tahun lalu Trump secara sepihak menarik diri dari tujuh negara perjanjian yang dikenal sebagai JCPOA yang berisi ambisi nuklir Iran dan menjatuhkan sanksi pada ekspor minyak Iran.

Target kenaikan harga emas dalam satu kwartal kedepan setidaknya bisa mencapai $ 1.430 dari $ 1.380 per troy ons. Dengan latar belakang kondisi ekonomi makro dewasa ini, pergerakan emas nampak meyakinkan dalam menapaki kenaikannya. Meskipun tetap harus diperhatikan bahwa rute untuk emas ini tidak mungkin jalur lurus tinggi begitu saja.

Ada potensi koreksi yang bisa membawa emas kembali dibawah level $ 1.400, pun demikian target akhir tahun ini masih menjadi $ 1.370 dari $ 1.325 per ounce. Perkiraan akhir tahun 2020 terangkat menjadi $ 1.450 dari $ 1.350, dan dari tahun 2021 hingga 2023, para ahli strategi mengharapkan emas untuk mengakhiri tahun-tahun tersebut di $ 1.500.

Dalam jangka pendek, emas akan mengalami kondisi jenuh beli tetap di posisi terendah tahunan dan posisi buy akan naik ke level tertinggi sejak Februari 2018. Posisi tinggi ini kemungkinan akan lama mengingat Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell meyakinkan pasar tentang kapasitas dan kemauan Fed untuk mendukung ekspansi ekonomi dengan penurunan suku bunga dan alat manajemen tidak konvensional lainnya.

Pada perdagangan di bursa saham pada awal minggu ini berakhir dengan beragam setelah kabar dari Xinhua News Agency China yang mengatakan pada hari Minggu bahwa Presiden China Xi Jinping akan menghadiri KTT G-20 di Jepang minggu ini. Kabar ini sekaligus memberikan konfirmasi resmi pertama kehadirannya pada pertemuan tersebut. Xi Jinping memang diharapkan untuk hadir dan bisa melakukan pembicaraan dengan Trump disela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang.

Laporan lain mengabarkan bahwa sejumlah pejabat AS dan Cina sedang mengerjakan logistik pertemuan tersebut. Hal ini memicu harapan hadirnya kemajuan perundingan perdagangan baru. Karena itu paladium dan komoditas lainnya juga terkena dampak oleh perkembangan ekonomi Tiongkok, dimana kedua logam ini juga mengalami kenaikan harga. (WK)