Harga Minyak Menguat Seiring Tutupnya Sejumlah Kilang Minyak AS

0
98

JAVAFX – Berita komoditas di hari Jumat(25/8/2017), harga minyak menguat seiring ditutupnya sejumlah kilang minyak AS sebagai langkah antisipasi akan datangnya badai terbesar di kawasan minyak AS hingga akhir pekan nanti.

Badai Harvey akan datang dan akan melintas di daerah pusat pengolahan minyak dan gas milik AS sehingga dikuatirkan bahwa eksplorasi dan produksi pengolahan minyak mentah AS akan menurun di minggu ini karena tutupnya sebagian besar pabrik pengolahan minyak AS.

Pelabuhan umum di Corpus Christi Texas yang merupakan lalu-lintas utama pengiriman minyak AS, telah ditutup oleh otoritas pelabuhan setempat. Harga bensin di AS sendiri melonjak 10% sejak Rabu lalu menjadi $1,73 per galonnya. Kilang pengolahan minyak di kota yang dioperasikan oleh Citgo Petroleum, Valero Energy dan Flint Hills Resources juga mulai ditutup dan belum ditentukan waktu dibukanya kembali.

Potensi badai Harvey kali ini diperkirakan merupakan badai terbesar dalam 12 tahun terakhir, melintasi daerah kantong minyak dan gas AS. Di Gulf Coast merupakan daerah penting bagi produksi nasional AS karena sekitar 45% kapasitas produksi pengolahan minyak nasional AS dan 51% pengolahan gas AS berada di situ, menurut EIA. Menurut Biro Keamanan dan Perlindungan Lingkungan AS juga menyatakan bahwa sekitar 10% atau setara dengan 167 ribu barel perhari kapasitas eksplorasi minyak di Teluk Meksiko telah ditutup sementara demi keselamatan.

Faktor antisipasi datangnya badai Harvey membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Oktober di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup menguat $0,38 atau 0,40% di level $47,81 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London ditutup menguat $0,46 atau 0,88% di harga $52,50 per barel.

Menjadi perhatian penting bagi investor minyak bahwa sejak awal tahun ini, harga minyak telah turun sekitar 11%. Ini juga dapat diartikan kepada situasi sebelumnya yang dipengaruhi kondisi panik setelah dari pertengahan Juli hingga minggu ini, harga minyak selalu berkisar antara $45 hingga $52 per barel, karena nampaknya pula bahwa minyak WTI punya sisi resistansi yang kuat di level $50 perbarel dan support beli di level $46 perbarel.

OPEC sendiri telah menyatakan semalam bahwa tingkat kepatuhan terhadap pemangkasan produksi 1,8 juta barel perhari telah mencapai 94%. Namun karena makin rendahnya titik impas biaya produksi minyak, maka kemungkinan harga bisa menjadi turun.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, CNBC, MarketWatch
Sumber gambar: The Telegraph