JAVAFX – Fasilitas minyak Arab Saudi mengalami serangan di Selasa (14/05). Serangan ini ini mendorong naiknya harga minyak untuk pertama kalinya setelah turun dalam empat sesi terkini. Pihak Arab Saudi mengatakan pesawat nirawak dengan bahan peledak menyerang dua stasiun pompa milik perusahaan minyak negara Aramco, menurut laporan dari media lokal dan Associated Press.
Pesawat drone tersebut menyerang salah satu jaringan pipa minyaknya ketika serangan lain menargetkan infrastruktur energi di tempat lain di kerajaan itu, tak lama setelah pemberontak Yaman mengklaim serangan pesawat tak berawak terkoordinasi pada kekuatan Sunni.
Insiden serangan Drone ini terjadi hanya beberapa hari setelah AS mengatakan akan mengirim kapal induk dan pembom atas apa yang digambarkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump sebagai ancaman yang meningkat dari Iran. AS telah memutuskan untuk mengakhiri keringanannya terhadap sanksi minyak Iran bulan lalu, dalam upaya untuk mendorong ekspor minyak Iran ke nol. Iran dilaporkan mengancam akan menutup Selat Hormuz sebagai balasan atas sanksi tersebut.
Iran, telah berulang kali mengancam akan memblokir selat pengiriman minyak, telah membantah bertanggung jawab dan menyerukan penyelidikan. Meskipun demikian, insiden tersebut telah membuat pelaku pasar lebih sadar akan risiko pasokan yang cukup besar.
Sekitar 18,5 juta barel minyak, atau 30% dari pengiriman minyak dunia melalui laut, melewati Selat Hormuz setiap hari. Hanya sebagian kecil dari total ini yang dapat dialihkan melalui jaringan pipa.
Sebuah laporan bulanan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak yang dirilis hari Selasa juga mengungkapkan bahwa produksi minyak dari Iran pada bulan April turun 164.000 barel menjadi 2,55 juta barel per hari, tetapi produksi yang lebih tinggi dari Nigeria dan Irak membantu mengimbangi itu. Output OPEC sedikit berubah, turun 3.000 barel menjadi 30,03 juta barel per hari pada bulan April, kata laporan itu, mengutip sumber sekunder.
Sementara itu, kondisi perdagangan menimbulkan keraguan untuk permintaan energi yang kuat ke depan. Perselisihan perdagangan AS-China meningkat ketika Beijing mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya akan menaikkan tarif barang-barang AS sebesar $ 60 miliar hingga 25%, setelah AS pada hari Jumat meningkatkan tarif barang-barang Cina senilai $ 200 miliar menjadi 25% dari 10%.
American Petroleum Institute juga akan melaporkan pasokan minyak. Price Futures Group memperkirakan data menunjukkan penurunan 3 juta barel dalam pasokan minyak mentah. Ini juga memperkirakan cadangan berkurang 2 juta barel masing-masing untuk bensin dan sulingan.
Pihak Lembaga Administrasi Informasi Energi AS akan merilis data pasokannya sendiri yang banyak ditunggu Rabu pagi waktu setempat. (WK)