Powell Buyarkan Harapan Harga Emas Naik Lagi

0
66

JAVAFX – Pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell paska pertemuan Komisi Pasar Bebas Federal (FOMC) Bank Sentral AS, membuyarkan harapan pelaku pasar bahwa harga emas akan kembali diatas $1300 segera. Harga emas justru merosot tajam hingga ke posisi termurahnya dalam empat bulan pada perdagangan di hari Kamis (02.05). Bank sentral memukul harapan awal lewat penurunan suku bunga jangka pendek yang akan mendukung harga emas naik.

Dalam perdagangan di pasar spot, harga emas turun $ 5,21, atau 0,4%, pada $ 1,271.53 per ons. Sebelumnya mencapai $ 1.266,35, level terendah sejak 27 Desember. Sementara dalam perdagangan di bursa berjangka untuk pengiriman Juni, di bursa Comex – New York Mercantile Exchange (NYMEX) harga emas ditutup turun $ 12,20, atau 1%, pada $ 1.272 per ounce. Itu adalah penurunan secara persentase terbesar dalam satu hari emas di bursa Comex selama lebih dari dua minggu terakhir.

Dalam keputusannya, Komisi Pasar Terbuka Federal, yang merupakan badan pembuat kebijakan suku bunga Fed, memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah pada hari Rabu, sejalan dengan ekspektasi pasar. Meski begitu, pelaku pasar terkejut dengan penekanan bank sentral bahwa mereka tidak melihat alasan kuat untuk mempertimbangkan akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, mengutip meningkatnya lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, Bank Sentral membuka kembali peluang menaikkan suku bunga.

Tentu saja hal itu menempatkan Jerome Powell pada jalur tabrakan kembali dengan keinginan Presiden AS Donald Trump. Trump memohon kepada bank sentral untuk penurunan suku bunga, guna membantu pemulihan ekonomi AS.

Indeks dolar sendiri naik 0,2% pada 97,55. Indeks untuk greenback jatuh ke level terendah lebih dari satu minggu di 96,99 pada hari Rabu di tengah kekhawatiran bahwa The Fed akan berubah super dovish dalam prospeknya di bawah tekanan dari Trump.

Penguatan Dolar AS tidak hanya melanjutkan trennya menyusul pertemuan FOMC tadi malam, tetapi juga membuat harga minyak mentah jatuh dalam beberapa hari terakhir. Hal ini menjadi sentimen non-inflasi yang luas pada perdagangan komoditas, termasuk emas. (WK)