Pasokan Minyak Melonjak, Lima Kali LebiH Besar Dari Perkiraan

0
79
Taken with sony a7 II

JAVAFX – Persediaan minyak mentah A.S. melonjak lebih dari yang diperkirakan minggu lalu, menurut data resmi pemerintah yang dirilis pada hari Rabu (24/04), meskipun laporan itu juga menunjukkan bahwa OPEC mungkin telah meningkatkan pasokan.

Paska laporan ini, harga minyak mentah WTI turun 51 sen, 0,77%, menjadi $ 65,79 di perdagangan tengah hari, sementara minyak mentah Brent harus turun 12 sen, 0,16%, menjadi $ 74,39.

Lembaga Informasi Energi AS mengatakan dalam laporan berkala mingguan bahwa persediaan minyak mentah naik 5,48 juta barel dalam seminggu hingga 19 April.

Meskipun angka itu lima kali lebih besar dari perkiraan konsensus, analis komoditas Barani Krishnan mengatakan bahwa yang perlu digarisbawahi dari laporan itu adalah kenaikan tersebut berasal dari impor, yang naik 1,2 juta barel.

Data ini memberikan gambaran bahwa banyak minyak mentah yang telah keluar dari OPEC, terlepas dari apa yang dikatakan Saudi. Angka ini cocok dengan apa yang dikatakan Badan Energi Internasional kemarin bahwa pasar dipasok secara memadai, ungkap Krishnan.

“Harapkan volatilitas yang lebih dalam statistik EIA mingguan di sini karena anggota OPEC mencoba memanfaatkan harga tinggi saat ini dan kekosongan dalam pasokan minyak Iran dengan diam-diam menambah ekspor mereka sendiri, meskipun sikap Saudi bahwa tidak akan ada kenaikan pendahuluan dalam produksi,” tambah Krishnan.

Meskipun mengalami kerugian pada perdagangan di hari Rabu, minyak mentah telah menguat pada minggu ini, dimana harga minyak WTI masih di jalur untuk kenaikan lebih dari 3% setelah AS mengatakan pada hari Senin akan mengakhiri semua pembebasan sanksi terhadap Iran, menuntut negara menghentikan impor minyak dari Teheran mulai Mei atau menghadapi tindakan hukuman dari Washington.

Namun, Krishnan mencatat bahwa larangan habis-habisan terhadap minyak Iran mungkin telah menempatkan Arab Saudi dalam posisi yang berbahaya, terperangkap diantara kepentingan Presiden AS Donald Trump dan Rusia.

“Strategi ganda Saudi ini untuk memenuhi kebutuhan Trump akan harga minyak yang lebih rendah tanpa benar-benar memenuhi mereka dan membujuk Rusia untuk menahan kenaikan produksi selama mungkin tidak akan bekerja lama,” dia memperingatkan. (WK)