JAVAFX – Pekan lalu, dolar AS masih berhasil membukukan kenaikan mingguan terhadap beberapa mata uang utama dunia meski harus rela ditutup lebih rendah pada hari Jumat pasca dirilisnya laporan inflasi dan penjualan ritel.
Dalam sebuah laporan resmi yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional menyebutkan bahwa pertumbuhan inflasi konsumen di wilayah AS mengalami kenaikan 0.2% di bulan April setelah turun 0.3% di bulan Maret. Sedangkan pada basis tahunan, pertumbuhan inflasi konsumen AS telah melambat dengan naik 2.2% di bulan April setelah naik 2.4% di bulan Maret.
Di waktu yang bersamaan, Biro Sensus melaporkan bahwa penjualan ritel di wilayah AS naik 0.4% di bulan April setelah naik 0.1% di bulan Maret. Akan tetapi, dalam basis tahunannya pertumbuhan penjualan ritel AS telah melambat, yang mana hanya naik 4.5% di bulan April setelah naik 5.2% di bulan Maret. Pada penjualan ritel di luar kategori kendaraan bermotor, telah mengalami kenaikan sebesar 0.3% di bulan April setelah naik 0.3% di bulan Maret.
Selang 90 menit kemudian, sebuah laporan resmi yang dirilis oleh University of Michigan melaporkan bahwa indeks sentimen konsumen AS telah mengalami kenaikan, yang disesuaikan secara musiman menjadi 97.7 di bulan April setelah 97.0 di bulan Maret.
Mengawali perdagangan minggu ke tiga di bulan Mei ini, atensi pasar dalam waktu dekat tengah tertuju kepada laporan hasil indeks manufaktur New York dan dilanjutkan dengan kebijakan moneter Bank Sentral Australia, pertumbuhan inflasi Inggris, dan pertumbuhan pasar properti AS pada hari Selasa besok.