Desember tahun lalu, The Fed pernah merilis pernyataannya bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun 2019. Namun, bulan Maret lalu, The Fed meralat pernyataannya bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga sepanjang tahun 2019 ini dan cenderung mempertahankannya di kisaran 2.25%-2.50% di karenakan turunnya proyeksi perekonomian global termasuk terjadinya perlambatan atas perekonomian Amerika.
Namun, Selasa lalu, IMF memprediksi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya pada tahun 2019 sebanyak satu kali menjelang akhir tahun 2019 ini menjadi 2.75%. Bahkan akhirnya, Kamis dini hari tadi, FOMC merilis risalahnya bahwa The Fed masih membuka ruang bagi kenaikkan suku bunganya sebelum akhir tahun bila ekonomi Amerika membaik. Bila ekonomi bergerak sesuai harapan dan pertumbuhan ekonominya di atas trend jangka panjangnya, maka The Fed bisa saja merasa wajar bila manaikkan suku bunganya.
Sampai saat ini, The Fed masih menahan diri untuk tidak menaikkan suku bunganya sepanjang tahun 2019 ini karena data-data belanja konsumen dan perumahan juga perekonomian global yang melambat dan rendahnya tekanan inflasi di Amerika Serikat. Namun, The Fed memperkirakan perekonomian AS akan kembali menguat di kwartal kedua dan bila hal ini benar-benar terjadi, maka kenaikan suku bunga di akhir kwartal kedua atau ketiga, bisa saja suku bunga AS kembali di naikkan,