JAVAFX – Harga minyak mentah dalam perdagangan Senin (01/04) berakhir naik di bursa komoditi berjangka. Optimisme pasar atas kondisi ekonomi global bisa membaik, menyusul data ekonomi China yang membaik. Disisi lain, muncul tanda-tanda kendala dalam pasokan minyak mentah sehingga mendorong harga minyak lebih tinggi lagi.
Awal perdagangan di kwartal kedua ini harga minyak langsung melonjak. Ada tanda-tanda pengetatan pasokan dimana kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global mulai memudar. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Mei di New York Mercantile Exchange naik $ 1,45, atau 2,4%, berakhir di $ 61,59 per barel. Ini merupakan harga penutupan tertinggi sejak 7 November. Harga patokan minyak AS ini mencatat kenaikan sebesar 32,4% selama tiga bulan pertama 2019 sekaligus tercatat sebagai kenaikan kuartalan terkuat sejak kuartal kedua 2009.
Sementara itu, pada perdagangan minyak mentah Brent dengan kontrak pengiriman bulan Juni, berakhir $ 1,43 lebih tinggi pada $ 69,01 per barel, kenaikan 2,1%, di ICE Europe exchange. Brent mencatat kenaikan kuartalan sekitar 25%, juga yang terkuat sejak 2009.
Pemangkasan produksi OPEC yang sedang berlangsung terus membantu memperketat pasar minyak dunia. Ini membantu untuk mengimbangi kekhawatiran ekonomi global, yang sebenarnya belum memiliki dampak signifikan pada harga minyak mentah seperti yang mereka lakukan dari waktu ke waktu.
Dalam sebuah kajian yang dilakukan oleh Bloomberg pada hari Senin mengatakan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak turun untuk bulan keempat pada bulan April, dengan Arab Saudi terus mengekang output dan produksi Venezuela menderita karena krisis ekonomi dan politik semakin dalam. Produksi OPEC turun 295.000 barel per hari menjadi 30,385 juta, demikian jajak pendapat tersebut menemukan.
Sementara jajak lain yang dilakukan oleh Reuters menemukan bahwa anggota OPEC memompa 30,4 juta barel per hari di bulan Maret. Produksi ini telah turun sebesar 280.000 barel per hari dari catatan produksi Februari dan total produksi OPEC berada pada posisi terendah sejak 2015.
Keyakinan akan terjadinya kenaikan permintaan akan minyak mentah mengemuka setelah data indek pembelian ditingkat manajer manufaktur oleh Caixin-Markit China naik di atas angka 50 pada bulan Maret. Posisi ini menunjukkan terjadinya pertumbuhan. Pembacaan pada bulan Februari berada di bawah 50, yang menunjukkan terjadinya kontraksi ekonomi. Pun demikian, kenaikan harga ini dapat menyebabkan kenaikan produksi AS setelah terhentinya aktivitas pengeboran baru-baru ini.
Disisi lain, pelaku pasar tetap harus mencermati aktivitas pengeboran minyak di A.S. Meski telah menurun dalam beberapa bulan terakhir dan produksi minyak turun di bulan Januari, namun produksi minyak mentah mereka masih naik, bahkan hampir mencapai kenaikan sebesar 20% dibandingkan periode tahun lalu. Dengan terjadinya kenaikan harga saat ini, membuka kemungkinan akan mendorong beberapa perusahaan energi AS untuk meningkatkan produksi lagi. Akibatnya, ancaman pasokan yang meluber akan terbuka kembali.
Dalam perdagangan komidtas berjangka, tren harga minyak mentah masih solid untuk naik. Dukungan berasal dari tanda-tanda berkurangnya pasokan global oleh produsen minyak utama yang membatasi produksi. Anggota OPEC dan produsen minyak utama lainnya, termasuk Rusia, telah berjanji untuk membatasi produksi minyak mentah sekitar 1,2 juta barel per hari dari level Oktober untuk paruh pertama tahun ini untuk menopang pasar. (WK)