JAVAFX – Analisa fundamental di hari Senin(21/8/2017),
Harga emas nampak dalam tekanan harga alias sisi koreksi jual masih terpampang pada perdagangan awal pekan ini dengan pemicu konflik Gedung Putih yang akan mereda dan membaiknya perkembangan ekonomi AS.
Beberapa data ekonomi AS kembali menunjukkan tren positif akhir pekan lalu dimana sentimen konsumen Michigan dilaporkan diatas perkiraan pasar dan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya.
Ini pertanda bahwa ekonomi AS masih sangat menjanjikan bagi pasar luar negeri bahwa merupakan tempat investasi yang menguntungkan sehingga peluang kenaikan suku bunga the Fed tentu masih ada.
Seperti kita ketahui bahwa harga emas atau logam mulia ini sangat sensitif dengan mendengar suku bunga the Fed, dimana bila suku bunga naik maka emas langsung lemas, dan bila suku bunga AS turun atau ditunda kenaikannya maka harga emas langsung tersinyum simpul.
Dengan perubahan atau penundaan kenaikan suku bunga tersebut maka surat hutang pemerintah AS tidak menarik untuk dikoleksi karena memberikan imbal hasil yang kecil sehingga emas sepertinya lebih menarik sebagai alat penyeimbang inflasi.
Sebelumnya, emas memang makin mendekati level psikologis $1300/troyounce pada perdagangan beberapa hari lalu didukung oleh memuncaknya situasi safe haven emas yang disebabkan oleh meruncingnya situasi Semenanjung Korea, Barcelona dan situasi Gedung Putih sendiri.
Namun semenjak redanya konflik Korea dan Barcelona serta Gedung Putih membuat situasi dolar AS kembali mampu menekan karena hilangnya gangguan stabilitas keamanan, tentu akan membawa dampak makin stabilnya ekonomi global nantinya, sehingga muncul nuansa risk appetite atau situasi mencari investasi yang beresiko.
Pada perdagangan akhir pekan kemarin, emas bergerak membaik setelah konflik di Gedung Putih muncul lagi ditutupi dengan sentimen Michigan yang bagus, sehingga membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $4,00 atau 0,31% di level $1284,10 per troy ounce.
Untuk perdagangan mingguan, komoditi emas mengalami pelemahan sebesar 0,4%.
Untuk harga perak kontrak September di Comex ditutup melemah $0,05 atau 0,31% di level $17,00 per troy ounce.
Untuk perdagangan mingguan, komoditi perak mengalami pelemahan sebesar 0,2%.
Masih menjadi polemik utama dalam perdagangan selama ini dengan upaya perbaikan ekonomi yang akan dilakukan Trump sepertinya terus mendapatkan cobaannya sehingga membuat situasi dolar AS belum mampu menekan mata uang utama dunia lainnya.
Perselisihan antara kelompok anti-rasis dengan kelompok kulit putih yang mendominasi pemerintahan, membuat Gedung Putih memberhentikan kepala strategi Trump, Stephen Bannon.
Bannon merupakan tokoh pendukung kelompok kulit putih dan sering berselisih paham dengan ketua Dewan Ekonomi Gary Cohn dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
Dengan dilengserkannya Bannon, diharapkan agenda ekonomi Trump yang sempat tertunda dapat segera dilaksanakan sehingga ekonomi AS lebih baik dan jalan perbaikan neraca bank sentral AS juga akan segera terwujud.
Bila agenda ekonomi Trump, niscaya suku bunga the Fed akan mudah untuk naik di tahun depan.
Sebelumnya the Fed sangat skeptis dengan inflasi AS yang sulit sekali membaik membuat fokus kerja the Fed sekarang adalah memperbaiki sisi neracanya, yang mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga sebaiknya ditunda di tahun ini namun dilanjutkan di awal 2018 nanti sambil melihat perkembangan lelang obligasinya.
Nampaknya the Fed sudah akan men-undervalue-kan alias melemahkan mata uangnya adalah siasat termudah memperbaiki defisit pembayarannya sehingga diperkirakan hingga bulan depan usaha ini akan masih dilakukan oleh pejabat-pejabat dengan cara verbal intervensi.
Tentu bila ini terjadi maka emas masih dalam ruang belinya.
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg.
Sumber gambar: Global InterGold