Harga Minyak Berusaha Bertahan di Area Positif

0
131

JAVAFX – Harga minyak berusaha bertahan di area positif alias menguat menantikan data Baker Hughes sehingga perdagangan minyak di akhir pekan ini sepertinya di area positifnya.


Pada perdagangan bursa komoditi dari pagi hingga sore hari ini, minyak masih bergerak sedang-sedang saja namun terkesan bergerak dengan sisi belinya yang kecil sebagai bentuk pertahanan sejenak pasca perdagangan kemarin yang berhasil ditutup menguat tipis didorong akan besarnya permintaan minyak global dan menurunnya stok minyak AS.

Faktor turunnya stok minyak AS dan naiknya permintaan minyak Asia membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat $0,14 atau 0,30% di level $47,23 per barel.

Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,08 atau 0,16% di harga $51,11 per barel.

Sebelumnya, minyak berhasil keluar dari tekanan jualnya setelah Energy Information Administration di Rabu malam menyatakan bahwa persediaan minyak pemerintah AS sudah turun 7 minggu berturut-turut dan terendah sejak September tahun lalu.

EIA juga melaporkan bahwa stok minyak pemerintah minggu lalu turun 8,9 juta barel, bahan bakar tidak mengalami perubahan dan stok minyak suling atau destilasi mengalami penurunan 700 ribu barel.

Namun menurut EIA bahwa produksi minyak AS mengalami peningkatan 79 ribu barel perhari menjadi 9,502 juta barel perhari dan merupakan produksi harian tertinggi sejak pertengahan 2015 lalu.

Musim berkendara di AS sudah akan mulai berakhir dan anak sekolah sudah akan memasuki musim belajar kembali dan biasanya permintaan minyak di AS akan turun, namun produksi minyak AS malah tambah naik, inilah yang membuat investor kuatir terhadap suplai global akan meninggi.

Menurut perkiraan perusahaan penyedia informasi industri, Genscape, bahwa persediaan di pusat minyak mentah AS, Cushing Oklahoma, telah mengalami penurunan sebesar lebih dari 1 juta barel dalam seminggu lalu hingga 15 Agustus, ini sedikit kontradiksi dari data resmi pemerintah hingga 11 Agustus bahwa persediaan minyak mentah meningkat 700 ribu barel.

Seperti terungkap beberapa pekan ini dimana perdagangan kemarin ditutup dengan sisi penguatan lagi sehingga harga minyak masih berada di level 3 minggu terendahnya.

Ini juga menampakkan situasi yang sebelumnya yang dipengaruhi kondisi yang panik setelah dari pertengahan Juli hingga minggu ini, harga minyak selalu berkisar antara $45 hingga $52 per barel, karena nampaknya pula bahwa minyak WTI punya sisi resistansi yang kuat di level $50 perbarel dan support beli di level $46 perbarel.

Menariknya bahwa produksi minyak AS mengalami kenaikan 13% sejak pertengahan tahun lalu menjadi 9,5 juta barel perhari.

Namun sisi persediaan komersial minyak mentah AS juga mengalami penurunan 13% dari Maret tahun lalu.

Selain itu, pasokan minyak dunia juga akan turun sebesar 1,8 juta barel perhari berdasarkan kesepakatan atau komitmen pemangkasan produksi minyak dari OPEC dan 11 negara produsen non-OPEC lainnya.

Harga minyak di semester kedua tahun ini akan naik nampaknya setelah sisi permintaan dari Asia akan meningkat.

Kilang pengolahan minyak di China akan diaktifkan yang baru, seperti di kilang di propinsi Yunan China Selatan dan perluasan kilang pengolahan Huizhou, sehingga diperkirakan permintaan minyak mentah China akan naik 700 ribu barel perhari hingga sisa tahun ini.

Pun demikian dari Vietnam, terus menurunnya kemampuan eksplorasi minyak mentah yang turun membuat Vietnam akan melakukan impor minyak mentah lebih banyak, dimana juga didorong oleh dibukanya kilang pengolahan bahan bakar yang baru.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, CNBC, MarketWatch
Sumber gambar: offshore today