JAVAFX – Perdagangan GOLD berakhir dengan kenaikan harga secara signifikan dalam perdagangan hari Jumat (22/02). Dolar AS melemah sehingga membuka kesempatan bagi Emas melenggang keatas. Tidak tanggung-tanggung, logam mulia ini mampu membukukan kenaikan harga secara dua minggu berturut-turut.
Indek Dolar AS memang melemah sebesar 0,2% ke 96,44. Pelemahannya membantu memberikan ruang bagi komoditas yang berdenotasi Dolar seperti Emas ini bagi kalangan investor yang berasal dari negara pengguna non dolar. Alhasil dengan keuntungan ini, mampu mengikis kerugian yang diderita sehari sebelumnya, yang tercatat sebagai penurunan dalam satu hari terbesar bagi harga logam mulia ini sejak Agustus silam.
Gold dibursa NYMEX, untuk kontrak bulan April ditutup dengan kenaikan harga sebesar $ 5, atau naik 0,4%, di harga $ 1,332.80 per troy ons. Raihan ini membukukan kenaikan mingguan 0,8%. Sehari sebelumnya, harga emas memang mengalami koreksi hebat dengan turun 1,5%, dengan mundur dari harga termahalnya dalam 10 bulan.
Penurunan harga ini memang bisa diduga karena risalah pertemuan Bank Sentral AS di bulan Januari kemarin yang diungkapkan ke publik, terasa kurang “dovish” bagi pelaku pasar. Akibatnya, dolar bisa menggeliat dan emas tertekan. Bagi pasar, ini menjadi kesempatan untuk melakukan aksi ambil untung dengan melepas posisi yang menguntungkan.
Sebagaimana terkonfirmasi dalam sebuah catatan dari analis di Commerzbank, bahwa para investor mengambil untung yang terlihat dengan adanya arus keluar sebesar 3,7 ton ETF emas. Ini menempatkan arus keluar dibulan Februari sejauh ini pada angka 24 ton.
Secara teknis kondisi ini juga wajar mengingat emas dalam kondisi jenuh beli, overbought, yang berarti diperlukan koreksi. Harga emas kemudian mundur dari titik di mana harga puncak selama beberapa tahun terakhir. Resistensi kenaikan harga terjadi pada kisaran $ 1.350.
Dengan hasil perdagangan sepanjang minggu lalu yang demikian, potensi kenaikan harga emas masih tetap terjaga. Investor terus mencermati perkembangan perundingan AS – China. Isu Perang Dagang ini memang penting dalam perdagangan Emas. Pasalnya, Cina merupakan salah satu negara pembeli emas yang paling aktif. Bentrokan antara Beijing dan Washington dianggap membebani ekonomi Tiongkok yang telah menunjukkan tanda-tanda kelemahan. Kedepannya, harga emas masih akan tetap sensitif dengan isu Perang Dagang ini (WK)