Kondisi Emas Dipersimpangan

0
125

JAVAFX – Analisa fundamental hari Kamis(3/8/2017), kondisi emas dipersimpangan alias masih terbata-bata sebagai bentuk kegalauan tingkat tinggi dari investor akan takutnya data tenaga kerja AS yang akan rilis akhir pekan ini.

Sudah lebih dari seminggu ini kenaikan emas sendiri kurang begitu impresif dimana sandungan rally emas ini antara kecurigaan investor terhadap fokus kerja the Fed ataukah taktik agar harga emas tidak terlalu mahal.

Bahkan beberapa waktu lalu, pola trading safe haven emas muncul lagi dimana situasi ini muncul dikala geopolitik terganggu atau menegang seperti diawal pekan atau sejak situasi peluncuran uji coba rudal Korea Utara di akhir pekan lalu membuat situasi di emas sangat diuntungkan hari itu.

Awal pekan juga pergerakan positif dan sedikit banyak bahwa sebetulnya emas sendiri mencoba bertahan ditengah gempuran dari sebelumnya data ekonomi seperti data perumahan, data keyakinan konsumen dan data pesanan barang AS yang membaik.

Apalagi semalam data ADP payroll sebetulnya lebih baik dibandingkan periode sebelumnya, hanya sayang masih dibawah keinginan pasar sehingga emas tidak terkoreksi jauh.

Namun indikasi bertahan dan tetap di level penguatannya muncul ketika investor berpikir lagi bahwa the Fed telah menyatakan bahwa masalah defisit neraca $4,5 trilyun akan segera dimulai untuk dikurangi setidaknya pada September nanti.

Perbaikan ini salah satunya caranya dengan mengurangi kepemilikan surat hutangnya untuk dilepaskan kembali ke publik dengan cara lelang yang sudah biasa terjadi.

September lelang obligasi senilai $10 milyar perbulannya akan dilakukan, setelah itu $50 milyar per 3 bulan rencananya akan dilakukan juga di tahun depan.

Rencana tersebut membuat fokus the Fed tidak kenaikan suku bunga, alias memperbaiki neracanya dengan cara tersebut diatas dan tentu membutuhkan bantuan lebih lanjut dari Trump dengan cara mereformasi beberapa agenda ekonominya.

Namun akhir-akhir agenda tersebut tidak jalan sehingga the Fed tampaknya harus berjuang sendiri.

Bentuk perjuangan selanjutnya adalah menciptakan situasi dolar AS yang harus melemah, atau meng-undervalue mata uangnya, dengan tujuan meningkatkan kemampuan neraca pembayarannya dan meningkatkan ekspor AS.

Maka kita ketahui pula, meski data semalam membaik, tetapi dolar AS tidak rally besar dan malah emas menguat.

Pada perdagangan kemarin, emas terkesan dalam tekanan, sehingga harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $6,80 atau 0,53% di level $1272,60 per troy ounce.

Untuk harga perak kontrak September di Comex ditutup melemah $0,19 atau 1,13% di level $16,58 per troy ounce.

Nanti malam ada data klaim pengangguran mingguan AS yang akan menggambarkan seberapa besarnya jumlah orang menganggur di AS, bila tetap tinggi maka dapat diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi alias pasar tenaga kerja di AS juga masih rendah sehingga ini tentu menyulitkan the Fed untuk menaikkan suku bunganya.

Bila merendah yang mengajukan klaim, maka pasar tenaga kerja AS masih akan ketat di periode bulan ini sehingga kesempatan suku bunga the Fed untuk naik masih terbuka di tahun ini.

Faktor impor emas India di semester pertama tahun ini patut juga dipikirkan investor emas karena impor emas India sudah melewati volume total tahun lalu, sehingga dapat dipastikan impor di sisa tahun ini akan mengecil dan tentu pula permintaan berkurang sehingga dapat membuat harga emas bergerak diskonto.

 

Sumber berita: Reuters, Marketwatch, Investing
Sumber gambar: Daily Mail