Harga Minyak Hadapi Tekanan Pasca China Menunda Impor Minyak Iran

0
81

JAVAFX – Harga minyak hadapi tekanan pasca China menunda impor minyak Iran pada perdagangan siang hari jelang sore ini dimana kondisi ini mengingatkan pasar bahwa pasokan minyak tidak akan mengalami kekurangan meskipun ada sanksi Iran.

Iran akan segera mendapatkan sanksi pelarangan ekspor minyaknya mulai 4 November nanti. Banyak yang percaya bahwa sanksi bisa mengurangi pasokan, namun beberapa kalangan juga tidak percaya kondisi ini. 2 perusahaan China telah membatalkan impor minyaknya di pekan ini untuk menghindari sanksi AS tersebut.

Seharusnya harga bisa membaik dengan situasi sanksi ini, namun laporan produksi OPEC yang mengalami kenaikan membuat harga juga cenderung terkoreksi kembali. Sekjen OPEC Adeeb al-Amaa menyatakan bahwa produksi Arab Saudi sebaiknya tidak ditambah kembali mengingat produksi OPEC secara keseluruhan mengalami kenaikan.

Sinyal Arab Saudi memberikan pasokannya yang berlebih semakin membuat pasar kembali pesimis menatap harga minyak bisa lebih murah lagi, dimana menteri minyak Arab Khalid al-Falih mengatakan akan memberikan segala kekurangan pasokan akibat ekspor minyak Iran yang dilarang. Harga minyak pekan lalu juga sempat turun lebih dari 4% akibat jaminan Arab tersebut karena pasar menganggap bahwa pasokan minyak masih akan tetap besar meski sanksi Iran makin dekat.

Sebelumnya kondisi pasokan yang berlebih sempat dikeluhkan banyak pihak, padahal sanksi Iran semakin dekat sehingga harga minyak terus naik. Sebelumnya OPEC telah mengeluarkan perkiraan dimana produksi minyak dunia dapat di antara 1,5 juta bph hingga 2 juta bph penurunan di tahun depan. Iran dilaporkan mengekspor 1,33 juta bph pada pekan lalu kepada India, China dan Turki.

Sebelumnya harga minyak bertahan di level tinggi akibat sanksi Iran yang makin dekat. Setidaknya 3% pasokan minyak dunia akan hilang disebabkan oleh sanksi Iran dimana Iran dilarang melakukan penjualan minyaknya kepada pihak luar sejak 4 November nanti oleh AS. Iran merupakan negara produsen minyak anggota OPEC dan merupakan negara terbesar ketiga di OPEC dari segi produksi dengan rata-rata produksi yang bisa hilang sekitar 1,5 juta bph.

Sejak tahun lalu, OPEC dan Rusia telah membatasi pasokan minyaknya 32,5 juta bph sehingga harga minyak berhasil naik lagi dari level $25 per barel menjadi 80an sekarang ini. Sejauh ini pihak OPEC sendiri belum mampu mengatasi masalah kekurangan pasokan tersebut karena beberapa produsen minyaknya juga sedang menurun kemampuan produksinya.

Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,26 atau 0,83% di level $66,77 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,47 atau 0,61% di harga $76,42 per barel.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi