Harga Minyak Berusaha Positif

0
115

JAVAFX – Harga minyak berusaha positif lagi pada perdagangan kali ini mengikuti kehendak pasar yang sangat nyaman dengan turunnya persediaan minyak pemerintah AS semalam.
Sejauh ini investor masih sangat berhati-hati dengan akan meningkatnya produksi minyak global dan permintaan atau konsumsi minyak yang belum meningkat sehingga keseimbangan pasar tidak terjalin. Mengikuti perdagangan semalam, harga minyak sedikit banyak masih mengalami aksi ambil untung sesaatnya setelah menguat hampir 2% semalam.

Situasi tak menentu tersebut membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Agustus di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat tipis $0,01 atau 0,02% di level $47,13 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat tipis $0,02 atau 0,04% di harga $49,68 per barel.

Sejauh ini harga minyak yang positif dihimpun oleh China yang awal pekan lalu menyatakan bahwa impor minyak China di semester pertama tahun ini menjadi 8,55 juta barel perhari atau naik 13,8% dibandingkan periode yang sama setahun lalu.

Rabu pagi kemarin, American Petroleum Institute atau API menyatakan bahwa persediaan minyak AS bisa mengalami kenaikan sebesar 1,60 juta barel, stok bahan bakar menurun 5,5 juta barel dan stok minyak suling diperkirakan API akan naik 2,9 juta barel. Data ini rilis tadi pagi sebelum data EIA yang akan rilis nanti malam.

Malamnya, Energy Information Adminsitration menyatakan bahwa persediaan minyak pemerintah AS di minggu lalu menagalami penurunan sebesar 4,7 juta barel, diatas perkiraan pasar 3 juta barel. Untuk bahan bakar diluar dugaan mengalami penurunan juga sebesar 4,4 juta barel dan minyak suling turun persediaannya sebanyak 2,1 juta barel.

Keefektifan komitmen penurunan produksi OPEC terus dipertanyakan. Kabarnya Rusia dan OPEC akan mengundang Libya dan Nigeria untuk ikut serta dalam pertemuan bulanan untuk evaluasi komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel yang akan diselenggarakan di St Petersburg Rusia Senin pekan depan. Namun Nigeria nampaknya akan menolaknya karena stabilitas keamanan wilayahnya masih belum kondusif sehingga produksi minyaknya juga tidak menentu.

Libya sendiri diperkirakan akan meningkatkan produksi minyaknya sekitar 1 hingga 1,2 juta barel perhari di tahun mendatang. Peningkatan produksi ini dilakukan untuk memperbaiki keuangan dalam negeri setelah mengalami gejolak di beberapa tahun lalu. Inilah yang masih terus membayangi sikap investor untuk urung membeli minyak secara besar-besaran karena suplai yang nampak masih melimpah membuat sisi stok atau persediaan minyak global kesulitan untuk dijual.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: The Telegraph